KOMPAS.com - Orang dewasa maupun anak-anak sekarang ini mungkin semakin banyak menjalani gaya hidup sedentari.
Kemudahan teknologi mungkin salah satu faktor yang mendorong kita untuk tidak banyak beraktivitas, hanya menghabiskan banyak waktu dengan duduk dan menggunakan gadget.
Contohnya, aktivitas keluar rumah dalam jarak dekat yang umumnya bisa kita tempuh dengan jalan kaki saja, beralih dengan menggunakan motor atau mobil pribadi.
Baca juga: 4 Gaya Hidup Tidak Sehat yang Jadi Faktor Risiko Kanker
Ketika ingin makan, tersedia jasa pesan-antar berbasis teknologi yang bisa membawakan kita makanan untuk sampai di depan rumah.
Mungkin semua kemudahan itu membuat kita terlena, sehingga malas untuk beraktivitas, bahkan yang bersifat ringan.
Padahal, aktivitas fisik ringan dibutuhkan untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat.
Sedangkan, gaya hidup sedentari meningkatkan risiko penyakit kronis dan kematian dini.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan gaya hidup sedentari dan seberapa buruk itu? Berikut artikel ini akan mengulasnya.
Baca juga: Gaya Hidup Sehat di Usia 40 Tahun Berpotensi Memperpanjang Umur
Mengutip Health Partners, definis pasti gaya hidup sedentari adalah ketika seseorang menghabiskan enam jam atau lebih setiap hari untuk duduk atau berbaring, dan kurang melakukan gerakan fisik yang signifikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Ini mungkin familiar dalam pekerjaan kantoran, terutama di era pascapandemi Covid-19 karena banyak perusahaan yang menerapkan kerja work from home (WFH) atau remote.
Pekerjaan ini bisa membuat banyak orang sepanjang hari duduk menghadap laptop atau komputer, kemudian bersantai di depan TV atau dengan menonton ponsel sambil tiduran.
Gaya hidup model ini juga dialami oleh anak-anak dan remaja sekarang yang sudah ketergantungan dengan gadget, sehingga tidak lagi sering bermain dengan aktivitas fisik, seperti sepak bola, lompat tali, atau engklek.
Gaya hidup sedentari mudah dilakukan banyak orang, tetapi bukan tanpa risiko yang berarti.
Menurut American Heart Association, gaya hidup sedentari oleh para pekerja meningkat sebesar 83 persen sejak 1950.
Baca juga: Kasus Kanker pada Anak Muda Naik akibat Gaya Hidup ala Barat
Dikutip dari Medline Plus, ketika Anda memiliki gaya hidup yang tidak aktif, tubuh Anda akan mengalami kondisi berikut:
Baca juga: 5 Cara Mencegah Kolesterol Tinggi dengan Ubah Gaya Hidup
Gaya hidup yang tidak aktif secara fisik bisa menjadi salah satu penyebab banuak penyakit kronis.
Berikut macam risiko penyakit akibat gaya hidup sedentari:
Memiliki gaya hidup malas ini juga dapat meningkatkan risiko kematian dini. Semakin Anda tidak banyak bergerak, semakin tinggi pula risiko kesehatan Anda.
Merujuk Kementerian Kesehatan RI, orang yang kurang aktif memiliki risiko kematian 20-30 persen lebih tinggi daripada mereka yang cukup aktif.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor empat di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gaya hidup malas ini.
Baca juga: Studi: Gaya Hidup Sedentari Sejak Kecil Bahaya untuk Jantung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.