Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Batasi Interaksi Anak dengan Gawai dan Televisi

Kompas.com - 08/09/2015, 16:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Orangtua dianjurkan membatasi interaksi anak dengan televisi dan gawai. Sebab, interaksi berlebihan dengan perangkat itu dikhawatirkan bisa menghambat tumbuh kembang anak.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jakarta, Catharine M Sambo, memaparkan hal itu dalam acara konsultasi dengan orangtua pasien kanker pada anak, akhir pekan lalu, di rumah singgah Yayasan Kasih Kanker Indonesia, Jakarta.

Dalam kehidupan masyarakat modern, aktivitas anak di depan layar (screen time) termasuk tinggi. Itu tak lepas dari peran orangtua yang memperkenalkan gawai pada anak untuk menjaga komunikasi ataupun memberi hiburan. Jika tak dibatasi, aktivitas itu bisa menimbulkan kecanduan terhadap perangkat itu, bahkan sebagian anak melakukan hal itu dalam waktu amat lama.

"Aktivitas di depan layar dikhawatirkan berdampak pada terbatasnya pergerakan anak dan kemampuan mengungkapkan pemikirannya," kata Catharine.

Menurut sejumlah riset, acara anak di televisi bisa mengembangkan kemampuan kognitif, tapi anak tak bisa mengungkapkan pemikiran itu karena jarang berinteraksi. Padahal usia 0-2 tahun ialah periode emas anak menangkap kondisi lingkungan, terutama kemampuan berbahasa.

Pada masa itu, anak setidaknya bisa berbicara dengan kalimat pendek minimal dua kata. Jadi, orangtua dianjurkan lebih banyak berinteraksi dengan anak, misalnya membacakan dongeng. "Jika memungkinkan, orangtua tak perlu memberi gawai sampai anak berusia 5 tahun," ucapnya.

Jika pada masa tumbuh kembang, usia 0-18 tahun, orangtua mengenalkan gawai atau televisi pada anak, aktivitas anak di depan layar sebaiknya dibatasi hanya 1,5 jam. "Tak perlu waktu lama bagi anak bermain gawai dan televisi. Biasakan mereka beraktivitas dan berinteraksi dengan banyak orang," ujarnya.

Untuk itu, orangtua perlu menciptakan kegiatan lebih kreatif agar anak tak kecanduan gawai dan menonton televisi. Misalnya, menciptakan permainan dengan benda bersifat riil menggantikan permainan virtual.

Dokter spesialis anak konsultan onkologi hematologi RS Dharmais, Haridini Intan Mahdi, menambahkan, aktivitas anak dengan layar televisi dan gawai tak berpengaruh pada perkembangan kanker. Namun, cahaya pada layar bisa berpengaruh buruk terhadap anak yang sarafnya amat sensitif pada cahaya. (B12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iran Ogah Negosiasi Langsung dengan Amerika
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau