Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2016, 10:49 WIB

KOMPAS.com — Bungkus rokok dianggap tak sekadar kemasan sebuah produk tembakau. Lebih dari itu, bungkus rokok adalah iklan berjalan yang dianggap bisa mempromosikan penggunaan rokok.

Bungkus rokok membuat produk menjadi lebih menarik dan mengalihkan peringatan kesehatan sehingga konsumen menganggap produk tembakau tak terlalu berbahaya.

Itu sebabnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Konvensi Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) mengusulkan agar bungkus rokok dibuat "polos".

Baca juga: Banyak Pengunjung Batal Beli Jersey Timnas di Indomaret, Apa Penyebabnya?

Bungkus rokok nantinya dibuat tanpa ada dekorasi, tidak mengilap, dan elemen-elemen lain yang biasanya ada di bungkus rokok. Hal yang tertinggal hanyalah kotak dari produk mematikan dan menimbulkan candu yang telah menyebabkan kematian 6 juta orang per tahun.

Kemasan polos ini diharapkan bisa mengungkap realitas dari produk tembakau. Kemasan polos atau kemasan terstandar ini bisa dibuat dalam dua warna kontras, seperti hitam-putih, atau warna yang ditetapkan oleh pemerintah.

Nantinya, dalam kemasan itu gambar peringatan akan menempati ukuran paling besar. Sementara itu, merek rokok atau nama produk ukurannya kecil (sekitar 25 persen), dan ada informasi tentang kuantitas produk.

Baca juga: Kronologi Terbongkarnya Pabrik Uang Palsu di Bogor, Berawal dari Temuan Tas di KRL

Tujuan dari kemasan polos ini memang untuk mengurangi efek menarik dari produk tembakau, serta membatasi efek bungkus rokok sebagai bentuk promosi atau iklan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan, kemasan polos bisa membantu meningkatkan perhatian publik akan bahaya rokok.

Bungkus rokok yang lebih menonjolkan gambar peringatan bahaya rokok sudah lama berlaku di Australia.

Baca juga: Yakuza Jepang Janji Akhiri Pertikaian dan Tak Akan Buat Masalah Lagi

Menurut Tara Singh Bam, Senior Technical Advisor The Union Regional Asia Pasifik, seperti dikutip dari harian Kompas (28/5/16), di antara negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, peringatan kesehatan bergambar di bungkus rokok di Indonesia terkecil, yakni 40 persen.

Nepal memiliki peringatan kesehatan bergambar terluas, yakni 90 persen, disusul India, Thailand, dan Pakistan, yakni 85 persen.

Industri rokok dinilai tak akan menghadapi kendala berarti jika memperbesar ukuran peringatan kesehatan bergambar pada bungkus rokok.

Terlebih lagi, sebagian rokok yang ada di Nepal dan negara lain di Asia Tenggara yang mempunyai peringatan kesehatan bergambar lebih luas dari Indonesia diimpor dari Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prabowo Berduka Atas Meninggalnya Titiek Puspa, Sebut Sosok Menginspirasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau