KOMPAS.com – Atharva Bimasena Saputra (3), putra dari pasangan penyanyi Cynthia Lamusu dan aktor Surya Saputra terdeteksi mengalami Retinopati prematuritas (ROP).
ROP adalah kelainan mata bayi prematur yang terjadi akibat pembuluh darah yang baru terbentuk di lapisan retina berhenti berkembang.
Melansir dari Kompas.com (21/12/2019), Cyntia Lamusu tak menampik jika putranya memiliki kekurangan dalam penghilatannya, usai melakukan pengecekan dua pekan setelah lahir.
Personel grup vokal B3 itu menyebut kondisi itu merupakan salah satu risiko dari bayi yang lahir secara prematur.
Namun tak semua bayi prematur menderita ROP. Terbukti anak Cyntia Lamusu dan Surya Saputra lainnya yang lahir prematur, yakni Ataya Tatjana Aisyah (3) tak terdeteksi mengalami ROP.
Baca juga: Lahir Prematur, Anak Surya Saputra dan Cynthia Lamusu Idap ROP
Jadi apa saja sebenarnya faktor risiko bayi prematur bisa mengalami ROP?
Saat dimintai penjelasan, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RS JIH Solo, dr. Syah Rini Wisdayanti, Sp.OG., M.Kes, menerangkan semakin kecil bayi saat lahir, semakin besar pula kemungkinan bayi tersebut mengalami ROP.
Gangguan mata yang dapat mengakibatkan kebutaan tersebut beritu berisiko terjadi pada bayi prematur dengan berat kurang dari 1.250 gram.
Selain itu, ROP juga rentan dialami oleh bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 31 pekan (kehamilan jangka penuh memiliki usia kehamilan 38-42 pekan).
“Gangguan penglihatan ini bisa saja berkembang di kedua mata bayi,” jelas Dokter Syah Rini saat diwawancara Kompas.com, Minggu (22/12/2019).
Jika tak mendapakan penanganan tepat waktu, sang bayi bisa kehilangan penglihatan di masa kanak-kanak.
Selain itu ROP bisa juga menyebabkan komplikasi lain. Bayi dengan ROP dianggap berisiko lebih tinggi mengidap masalah mata lain di kemudian hari.
Baca juga: Cegah Kebutaan pada Bayi yang Lahir Prematur
Beberapa gangguan penglihatan itu, seperti ablasi retina, rabun jauh, mata juling, amblyopia (mata malas), dan glaukoma.
dr. Syah Rini menerangkan ROP terjadi ketika pembuluh darah abnormal tumbuh dan menyebar ke seluruh retina, jaringan yang melapisi bagian belakang mata.
Pembuluh darah abnormal ini rapuh dan dapat bocor hingga melukai retina dan menariknya keluar dari posisinya.
Kondisi itu menyebabkan ablasi retina. Ablasi retina adalah penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada ROP.
Melansir dari National Eye Institute (NEI) U.S. Department of Health & Human Services, ROP dapat diklasifikasikan dalam lima tahap, mulai dari yang ringan (stadium I) hingga parah (stadium V). Berikut penjelasannya:
Stadium I
Pertumbuhan pembuluh darah agak abnormal. Banyak anak dengan ROP stadium I dapat membaik tanpa pengobatan dan akhirnya mengembangkan penglihatan normal.
Baca juga: Gigi Berlubang dan Gusi Berdarah Picu Kelahiran Prematur, Kok Bisa?