Oleh : Lusiana Indriasari
MATA adalah jendela hati. Melalui mata, kita dapat membaca emosi seseorang. Namun tahukah Anda bahwa dari mata, kita juga dapat mengetahui penyakit seseorang, bahkan sebelum orang tersebut merasakan gejalanya?
Kalau diperhatikan, jika kita berkunjung ke dokter di saat sakit, dokter akan memeriksa tubuh kita dengan stetoskop, memeriksa rongga mulut, lalu memeriksa mata meskipun kita tidak sedang sakit mata. Ini merupakan prosedur lengkap untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.
”Sejak 20 tahun lalu, setiap dokter umum di puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) sudah dibekali dengan pemeriksaan mata dasar,” ungkap Istiantoro, Guru Besar Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga menjadi Direktur Jakarta Eye Center (JEC).
Pusat pelayanan kesehatan mata ini, Minggu (10/2), mengadakan kegiatan pemeriksaan mata gratis bagi 500 anak kurang mampu di sekolah Kandank Jurank Doank yang dikelola oleh artis Dik Doank. Selain memeriksa mata, JEC juga membagikan kacamata gratis kepada anak yang mengalami gangguan refraksi (kacamata).
Menurut Istiantoro, anak-anak lebih banyak mengalami gangguan refraksi. Sebanyak 10-15 persen anak usia sekolah dasar mengalami gangguan refraksi dan harus menggunakan kacamata. Namun, orangtua juga perlu waspada terhadap gangguan penyakit dengan cara mendeteksi mata sejak dini.
Dokter Spesialis Mata JEC, Ni Retno Setyaningrum, dalam buletin JEC, Eye Sight, mengatakan, mata anak berkembang pesat pada usia tiga bulan hingga tiga tahun. Karena itu, orangtua sebaiknya memeriksakan mata anaknya sejak usia tiga bulan. Gunanya adalah untuk mendeteksi dini bila ada penyakit yang mendasari terjadinya gangguan pada mata.
Berbagai kelainan
Kelainan pada mata yang harus diwaspadai antara lain munculnya bintik putih kemerahan pada selaput mata, mata merah, mata menonjol, dan lain-lain. Jika ditemukan ada bintik putih kemerahan pada mata anak tanpa disertai rasa nyeri, anak tersebut bisa jadi menderita cacingan atau tuberkulosis (TBC). Untuk memastikannya diperlukan pemeriksaan di laboratorium.
Penyakit rematik juga bisa dideteksi melalui mata. Jika mata kita sering merah, lalu sembuh setelah diobati, kemudian merah lagi, itu pertanda ada penyakit rematik.
Gejala rematik bisa timbul di mata karena jaringan pada selaput putih mata (sklera) mirip dengan jaringan otot. Jika jaringan otot mengalami gangguan akibat rematik maka akan menjalar ke mata. Menurut Istiantoro, gangguan di mata kadang-kadang lebih dulu muncul sebelum gangguan di otot.
Pemeriksaan terhadap mata sebaiknya dilakukan jika kita mengalami keluhan seperti mata merah atau pandangan menjadi kabur. ”Jika sejak dini sudah diketahui penyakitnya, dokter bisa memberikan pengobatan yang tepat untuk penyakitnya,” kata Istiantoro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.