KOMPAS.com — Gula (glukosa) yang berlebihan di dalam darah bisa merusak berbagai organ tubuh utama, termasuk jantung, saraf, mata, dan ginjal. Memang akibat tersebut tidak segera dirasakan. Tapi, jika Anda tidak mengontrol gula darah, kondisi itu pada akhirnya pasti akan dirasakan.
Karena itu, penderita diabetes disarankan untuk tetap mempertahankan kadar gula darah agar senantiasa mendekati normal. Akan tetapi, terkadang tindakan pengobatan yang berlebihan terhadap diabetes bisa menimbulkan gula darah rendah (hipoglikemia).
Hipoglikemia ternyata sama buruknya dengan kadar gula darah terlalu tinggi. Penelitian yang digelar para ahli dari Cardiff University terhadap 50.000 pasien diabetes tipe 2 menemukan, kadar gula darah yang terlalu rendah meningkatkan risiko kematian, khususnya pada pemakai insulin.
Perbedaan risiko kematian secara signifikan terlihat antara pasien yang memakai insulin dan mereka yang minum obat untuk meningkatkan pelepasan insulin. Ada beberapa hipotesis mengenai hal ini.
Dalam penelitian ini, pasien yang memakai insulin diminta untuk tidak menghentikan penggunaannya. Selain itu, faktor usia serta periode pasien mengidap penyakit diabetes juga ikut berpengaruh.
"Masih belum jelas benar apakah penggunaan insulin yang intensif meningkatkan risiko kematian atau faktor lain. Masih diperlukan pengujian dan penelitian lebih lanjut," kata ketua peneliti, Dr Craig Currie.
Menanggapi hasil studi ini, Dr Iain Frame, Kepala Riset Diabetes UK, mengatakan, selain faktor insulin, kita juga harus mempertimbangkan faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap risiko kematian, yakni usia dan jangka waktu menderita diabetes.
"Makin tua usia pasien, makin banyak penyakit yang mudah menyerang. Faktor gaya hidup pasien dalam mengontrol kadar gula darahnya juga sangat penting," kata Frame.
Oleh sebab itu, ia menyarankan agar pasien diabetes selalu mengontrol kadar gula darahnya dengan cara mengatur pola makan dan rajin berolahraga serta mengonsumsi obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.