Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Lawan Tuberkulosis

Kompas.com - 26/03/2011, 06:23 WIB

Indonesia menempati urutan kelima dalam daftar negara dengan jumlah pasien tuberkulosis tertinggi di dunia. Sebelumnya Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China, kemudian urutan kelima karena jumlah kasus TB di Afrika Selatan dan Nigeria meningkat melebihi Indonesia.

Dari sisi jumlah, terjadi penurunan kasus baru tuberkulosis (TB). Kalau tahun 2007 total kasus tuberkulosis berjumlah 528.000 kasus, tahun 2008 berjumlah 429.730 kasus. Meski demikian, di Indonesia tuberkulosis masih menempati urutan kedua (7,5 persen) pola penyebab kematian semua umur (Riskesdas 2007) setelah stroke.

Penyakit sistem pernapasan menjadi urutan pertama dalam pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit pada tahun 2008. Angkanya mencapai 469.067 dengan rasio perawatan 1,86.

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain, seperti kelenjar, tulang, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan lainnya.

Penyakit ini menyebar melalui percikan dahak yang beterbangan di udara. Berdasarkan perhitungan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), tuberkulosis menyumbang 6,3 persen dari total penyakit berbahaya di Indonesia dibandingkan dengan 3,2 persen di wilayah Asia Selatan.

Tuberkulosis sebagian besar menyerang usia produktif antara 15 dan 45 tahun sehingga selain meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, penyakit ini juga menurunkan produktivitas masyarakat. Peningkatan kasus infeksi HIV/AIDS juga berkorelasi dengan peningkatan kasus tuberkulosis ini. Data menunjukkan, 3 persen dari kasus baru tuberkulosis terjadi pada pasien dengan HIV positif. Padahal, beberapa daerah memiliki insiden HIV tinggi, seperti di Papua, Kalimantan Barat, Bali, Sumatera Utara, dan Jakarta.

Gambaran tuberkulosis pada HIV kadang-kadang tidak khas, terutama bila HIV-nya sudah lanjut, sehingga mungkin tidak terdiagnosis dan berdampak pada keterlambatan pengobatan. Selain itu, pemberian obat anti-TB bersamaan dengan pemberian obat antivirus (ARV) untuk menangani HIV-nya bisa meningkatkan efek samping. Itu sebabnya mengapa kematian pasien HIV lebih cepat karena infeksi tuberkulosis.

Tantangan pemberantasan

Tahun 1992 upaya pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung (directly observed treatment short-course/DOTS) pertama kali dilakukan di Sulawesi. Menurut WHO, upaya ini telah menunjukkan keberhasilan dan telah diperluas dengan cakupan 98 persen pada tahun 2005 dan hampir 100 persen pada tahun 2007.

Namun, selain munculnya HIV/AIDS yang berkorelasi erat dengan tuberkulosis, tantangan lain pemberantasan penyakit ini adalah juga masalah resistensi obat atau

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau