Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2013, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengawasan akan bahan pangan yang berbahaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga setiap komponen masyarakat, termasuk pedagang dan pembeli.

Kepedulian yang tinggi dari konsumen akan membuat produsen nakal yang menggunakan bahan kimia berbahaya menjadi sulit memasarkan produknya.

"Kalau masyarakat yang membeli jelas menolak, maka produsen akan mengganti produknya dengan yang aman," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, di sela acara pencanangan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya di Pasar Cibubur, Jakarta, Jumat (19/4/13).

Meski sudah berulang kali dilakukan razia, tetapi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam produk pangan di pasaran masih saja ditemukan.

Secara umum ada tiga bahan berbahaya yang paling banyak ditemukan di pasar-pasar, yakni boraks, formalin, dan zat pewarna. "Memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke bahan pangan dan jajanan sekolah adalah perbuatan kriminal," kata Menkes.

Pencanangan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya merupakan kerjasama antara Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementrian Perdangan, Kementrian Kesehatan, dan Pemprov DKI Jakarta.

Kepala BPOM Lucky S Slamet mengatakan, program pasar aman dari bahan berbahaya ini mulai dicanangkan di Jakarta karena merupakan ibu kota negara yang bisa menjadi barometer bagi daerah lain. Sebab dalam 3 tahun pasar aman akan dicanangkan di 108 kota di 31 provinsi di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau