Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2013, 10:27 WIB

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2011 hingga 2013, jumlah orang yang terdeteksi kanker serviks terus bertambah. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, kanker serviks saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai penyakit tidak menular pemicu kematian di wilayah Jakarta, yang sebelumnya menduduki peringkat kelima.

"Semakin banyak orang yang terancam terkena kanker serviks," ujarnya dalam konferensi pers peluncuran Bulan Cegah Kanker Serviks (BUCEKAS) Selasa (14/5/2013) kemarin di Jakarta.

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menjadi ancaman bagi wanita di Indonesia. Diperkirakan setiap 1 jam, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks di Indonesia. Sementara di Jakarta, setiap tiga hari, ada dua wanita yang meninggal karenanya.

Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat Nila Moeloek, meskipun sekarang semakin banyak orang terdeteksi kanker serviks, namun mereka terdeteksi dalam tingkat perkembangan sel kanker yang lebih dini. Kondisi ini berbeda dengan sekitar empat tahun lalu, di mana banyak perempuan terdeteksi sudah dalam stadium lanjut. 

"Dulu orang yang terdeteksi kanker serviks tidak sebanyak beberapa tahun terakhir, namun umumnya mereka baru terdeteksi saat sudah berada pada stadium lanjut, sehingga makin sulit diobati," papar Nila.

Kanker serviks menyerang wanita dalam usia produktif. Hal ini menimbulkan beban yang sangat besar bagi kesejahteraan keluarga. Nila mengatakan, peran wanita sangat besar bagi keluarga. Jika keluarga harus kehilangan ibu, maka akan lebih sulit dibandingkan kehilangan anggota keluarga lain. "Wanita memiliki peran yang luar biasa," kata Nila.

Spesialis kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM) dr. Laila Nuranna, SpOG (K) mengatakan, meskipun setiap wanita berisiko, namun kanker serviks sangat dapat dicegah. Pencegahan primer kanker serviks dilakukan dengan edukasi, sosialisasi, dan vaksinasi.

"Edukasi dan sosialisasi sangat penting untuk menyadarkan kaum perempuan akan bahaya kanker serviks. Sedangkan vaksinasi perlu untuk melindungi diri dari human papilloma virus (HPV), penyebab utama dari kanker serviks," papar Laila.

Sementara itu, ada pula pencegahan sekunder yaitu dengan melakukan deteksi dini kanker serviks. Deteksi dini ini bertujuan untuk mengetahui dan menangani kondisi pra kanker. Metode yang digunakan antara lain papsmear dan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau