Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2013, 17:35 WIB

KOMPAS.com - Mungkin banyak di antara Anda yang sudah pernah membaca tanda-tanda atau gejala serangan jantung dari berbagai literatur. Dari sekian banyak gejala, nyeri dada dan rasa sesak mungkin merupakan tanda yang paling populer dari serangan yang bisa mematikan ini.

Menurut spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dr. Muhammad Zaini, Sp.JP (K), sebenarnya tidak ada gejala yang khas dari serangan jantung. Namun rasa sakit di dada tengah atau kiri menjadi gejala yang paling sering dikenali.

"Rasa sakit ini bisa menyebar ke daerah lain. Namun rasa sakit ini berbeda dengan rasa pegal atau masuk angin," kata Zaini pada seminar awam 'Penyakit Jantung Bisa Diobati', yang diadakan RS. Premier Jatinegara Jakarta, Minggu (2/6/2013).

Rasa sakit ini disertai dapat sesak nafas yang dapat menyebabkan penderita mengalami kematian mendadak. Rasa sakit di dada bagian tengah atau kiri disebabkan oleh aliran darah yang mengalir cepat pada pembuluh darah yang sempit.

Sempitnya pembuluh darah pada penderita penyakit jantung koroner (PJK) disebabkan "bisul" yang banyak ditemukan pada saluran darah bagian dalam. "Bisul" ini berisi kapur, lemak, atau kolesterol.

Zaini mengatakan, 90 persen penyakit jantung disebabkan banyaknya "bisul" atau "benjolan" di pembuluh darah bagian dalam. "Bisul" yang pecah mengakibatkan darah menggumpal, dan mengahalangi aliran pembuluh koroner ke dalam jantung. Akibatnya, jantung kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen.

Sehingga, beberapa otot jantung mati dan tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai pompa darah. Keadaan ini sering disebut sebagai gagal jantung. Rasa sakit ini memberikan sensasi seperti ditekan, atau terkena benda tumpul. Debaran jantung saat serangan menjadi tidak beraturan. Penderita juga seringkali mengeluarkan banyak keringat, yang disertai mual atau muntah.

Menurut Zaini, gejala serangan jantung sering salah dikenali sebagai penyakit maag atau masuk angin. Terutama bila rasa sakit menjalar ke leher, lengan dan ulu hati. Meski, rasa sakit akibat serangan jantung bisa juga menjalar ke rahang.

"Perbedaan ada pada aktivitas yang dilakukan sebelumnya. Bila rasa sakit hilang setelah istirahat, maka itu disebabkan serangan jantung," kata Zaini.

Aktivitas yang menguras kemampuan fisik dan emosi, menyebabkan jantung perlu pasokan ekstra nutrisi dan darah. Akibatnya, darah mengalir lebih cepat untuk mengatasi kebutuhan pasokan. Cepatnya darah mengalir merangsang timbulnya rasa nyeri pada pembuluh darah. Zaini mengatakan, sebenarnya sulit bagi awam untuk membedakan gejala apabila ada kerabat atau dirinya terkena serangan jantung.

"Yang penting bedakan kapan dan bagaimana rasa sakit datang. Kalau berulang dan datang saat usai kerja berat, segera cek  ke dokter," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau