KOMPAS.com - Penelitian di Denmark yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry, 12 Juni 2013, menunjukkan, infeksi dan gangguan otoimun meningkatkan risiko gangguan suasana hati, misalnya depresi dan gangguan bipolar.
Dalam penelitian yang melibatkan 3 juta orang didapatkan, 62 persen pasien yang dirawat inap akibat penyakit infeksi mengalami gangguan suasana hati dibandingkan pasien yang tidak dirawat inap.
Adapun pasien yang dirawat inap akibat gangguan otoimun, 45 persen mengalami gangguan suasana hati. Otoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh terganggu sehingga menyerang sel atau jaringan tubuh sendiri. Semakin sering dirawat inap, risiko gangguan suasana hati makin tinggi.
Temuan itu, menurut para peneliti, menguatkan hipotesis bahwa peradangan bisa memengaruhi otak sehingga mengganggu suasana hati. Namun, menurut Ian Gotlib, Guru Besar Psikologi Universitas Stanford, Inggris, yang tidak diterlibat dalam penelitian, kepada Livescience, Rabu (12/6), hasil penelitian itu masih berupa asosiasi.
Belum bisa dibuktikan bahwa infeksi atau gangguan otoimun menyebabkan gangguan suasana hati. Ada kemungkinan berhubungan dengan faktor lain seperti stres atau pengalaman saat dirawat inap. (Livescience/ATK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.