Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2013, 06:49 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis


Seperti biasa satu atau dua hari setelah lebaran berbagai pusat layanan kesehatan, mulai dari Puskesmas sampai rumah sakit dibanjiri para pemudik yang sakit. Sedangkan instalasi gawat darurat  di rumah sakit berisi pasien-pasien berat seperti stroke, serangan jantung, kegawatdaruratan karena gula darah dan infeksi paru.

Secara teori setelah puasa Ramadhan, seseorang yang berpuasa seharusnya memiliki kesehatan prima karena pada tubuh sudah melakukan proses detoksifikasi, pengontrolan gula darah dan kolesterol dan tercapainya ketenangan jiwa yang optimal. Manusia yang berpuasa sejatinya akan dilahirkan sebagai seorang bayi dengan kondisi yang prima.

Tapi faktanya banyak juga masyarakat yang mendapatkan kondisi sebaliknya setelah puasa, bahkan sampai mengalami kecacatan dan kematian. Kenapa hal ini bisa terjadi? Saya coba mengupasnya berdasarkan pengalaman klinis dan memadukan budaya lebaran masyarakat kita.

Ada tiga kelompok penyakit yang akan terjadi di masa lebaran ini yaitu penyakit akibat kelelahan, penyakit kronik yang kambuh saat Lebaran dan Penyakit akibat ketiadaan pembantu.

Penyakit akibat kelelahan
Penyakit yang biasanya terjadi segera setelah lebaran dan melakukan perjalanan mudik yang melelahkan adalah penyakit infeksi pernafasan atas dan diare. Selain itu  saat  berbuka serta sahur selama dalam perjalanan kita cenderung mengonsumsi makanan yang tidak cukup dan seadanya saja. Keadaan ini akan menyebabkan daya tahan tubuh turun. Jika hal ini terjadi maka para pemudik  mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas.

Sementara itu diare umumnya terjadi karena konsumsi makanan dan minuman yang kurang terjaga kebersihannya.

Kurang istirahat dan kurang bergerak saat berkendara juga akan menyebabkan para pemudik mengalami sakit kepala dan mengalami pegal-pegal sesampainya di kampung. Biasanya keadaan ini dapat diatasi dengan cukup tidur.

Masalahnya setelah sampai di kampung mereka cenderung tidak beristirahat karena keinginan untuk bersilahturahmi dengan keluarga dan kerabat di kampung. Kelelahan ini akan semakin bertambah parah dan memperburuk daya tahan tubuh. Akibatnya penyakit pun mudah menyerang.

Penyakit kronik
Berbagai penyakit kronik umumnya akan mengalami kekambuhan setelah lebaran. Faktor utamanya adalah pola makan yang tidak terjaga. Tradisi silaturahmi akan membuat kita banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak, manis, dan asin.

Konsumsi makanan dan minuman tersebut, terutama pada orang yang sudah menderita penyakit kronik seperti diabetes dapat membuat gula darahnya tidak terkontrol. Pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi juga penyakitnya bisa bertambah parah.

Kalau pasien yang sudah obesitas dan jika saat berpuasa sudah mengalami penurunan berat badan, sehabis lebaran cenderung berat badannya kembali seperti sebelum puasa dan berat badannya akan melonjak. Sakit maag yang sudah sembuh akan kembali kambuh karena makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang berlemak, coklat dan keju berlebihan.

Penyakit akibat ketiadaan PRT

Menjelang lebaran dan satu minggu setelah Lebaran biasanya pekerja rumah tangga juga ikut pulang kampung sehingga kebersihan rumah kurang diperhatikan. Di sisi lain petugas pembuang sampah juga ikut libur sehingga banyak sampah yang bertumpuk dan belum terangkat. Keadaaan ini biasanya menyebabkan  lebih banyak lalat dan tikus-tikus.

Tentunya binatang-binatang yang membawa bibit penyakit ini jika tidak diperhatikan dan tidak dicegah keberadaannya akan membawa dampak juga bagi kesehatan kita. Lalat jelas membawa berbagai penyakit infeksi usus baik yang hanya diare sampai yang berat seperti demam thypoid.

Tikus merupakan vector yang penting untuk terjadi penyakit demam kuning atau leptospirosis. Nyamuk  terutama yang berada sekitar rumah tentu akan menjadi sumber penyakit jika nyamuk tersebut merupakan nyamuk aedes aegypti yang membawa  virus DHF. Oleh karena itu tetap harus diperhatikan kebersihan di dalam dan sekitar rumah,  hindari air-air tergenang yang potensial tempat hidupnya jentik  nyamuk pembawa virus maut tersebut.

Ketidakadaan pembantu termasuk  liburnya jasa katering juga menjadi masalah bagi para ibu rumah tangga yang kebetulan tidak pulang kampung. Makanan dengan penyimpanan tidak baik juga rentan ditumbuhi jamur dan menjadi basi. Kontaminasi juga terjadi jika makanan mentah berada dekat dengan makanan matang.

Yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan tersebut menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan, baik di kompor atau melalui microwave harus tetap dilakukan sebelum makanan dikonsumsi kembali. Sehingga kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar lebaran tidak terjadi.

Pada akhirnya antisipasi terhadap berbagai penyakit seputar lebaran merupakan hal yang penting. Kita harus selalu ingat bahwa rangkaian lebaran dengan berbagai aktifitas akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan. Sehingga tentunya masyarakat harus waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit seputar lebaran. Sehingga pada saat harus beraktifitas kembali pasca lebaran tetap berada dalam keadaan sehat wal afiat.

Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf lahir batin
 
Dr.dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, FINASIM, FACP
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
Wakil Ketua  PB.PAPDI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau