Menurut Nicholas Coleman, pakar minyak zaitun di Eataly, New York, minyak zaitun perlu dikonsumsi dalam bentuk segar untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.
"Meskipun minyak zaitun diproduksi dengan kualitas yang baik, namun jika usianya sudah lama, maka Anda tidak akan mendapat manfaat yang dijanjikannya," ujarnya.
Coleman menganalogikan, memilih minyak zaitun hampir sama seperti memilih wine. Harus dibeli saat masih di botol, diperhatikan jenis zaitun yang digunakan, dan dari daerah mana minyak tersebut berasal.
"Saat Anda merasakan minyak yang sangat bagus kualitasnya, maka Anda akan sadar ada sedikit rasa pedas yang menggelitik di kerongkongan setelah menelannya," jelasnya.
Rasa pedas tersebut, imbuhnya, berasal dari senyawa oleokantal yang merupakan antioksidan. Semakin terasa sensasi pedas yang Anda rasakan, kandungan oleokantal dalam minyak zaitun tersebut semakin tinggi. Ini berarti semakin baik khasiatnya untuk tubuh.
Menurut Coleman, faktor harga juga penting untuk menentukan kualitas minyak zaitun. "Umumnya minyak zaitun dengan harga yang relatif murah mencampur minyak zaitun lama dengan yang baru," ungkapnya.
Dia menuturkan, warna minyak zaitun tidak menentukan kualitas. Sebaliknya, warna botol justru menjadi faktor penting penentu kualitas minyak tersebut.
Coleman pun menyarankan untuk memilih botol dengan warna yang gelap dan terbuat dari kaca, guna mencegah minyak dari reaksi foto-oksidasi yang dapat merusak kualitasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.