Menurut dr Alfiah Amiruddin, MD, MS, Konsultan Ahli Bedah Payudara Rumah Sakit Mitra Kemayoran dan Rumah Sakit Royal Taruma, kondisi di Indonesia memprihatinkan. Kampanye peduli kanker payudara hanya didengungkan pada Oktober, dan sebatas seremonial. Berlatar pengalamannya selama 10 tahun menjadi konsultan di luar negeri, dr Alfi membandingkan kondisi yang lebih baik di sejumlah negara.
"Di Thailand, kampanye peduli kanker payudara tidak pernah padam, dan selalu digaungkan di sekolah, di stasiun, di mana saja. Mereka menggunakan flyer, brosur untuk memberikan edukasi. Di Inggris, di segala penjuru ada kampanye peduli kanker payudara. Sementara di Indonesia, kampanye semacam ini hanya terjadi pada Oktober dan hanya seremonial, setelahnya tidak ada lagi," ungkapnya saat jumpa pers 'We Heart Pink', kegiatan penggalangan dana peduli kanker payudara kerjasama Pink Shimmerinc dan Kitchennette, di Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Ia mengatakan, kepedulian berbagai pihak untuk memerangi kanker payudara, berkaitan dengan banyak hal. Bukan hanya menentukan seberapa sering kampanye dilakukan, tapi juga berdampak pada penurunan angka kasus/jumlah penderita kanker payudara.
Berkat kepedulian yang tinggi, dan seringnya kampanye peduli kanker payudara dilakukan, negara tetangga menunjukkan penurunan tren. Namun yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya, terjadi peningkatan tren kasus kanker payudara.
"Singapura, Malaysia, Australia, trennya menurun, sementara Indonesia meningkat. Stadium penderita kanker payudara juga semakin dini," ungkap Alfi.
Edukasi
Alfi mengatakan Indonesia merupakan satu dari negara berkembang yang mengalami peningkatan tren kasus kanker payudara. Dulu, kasus kanker payudara banyak ditemui di Amerika Serikat.
Meningkatkan kasus kanker payudara di Indonesia kemudian melahirkan banyak inisiatif dan berbagai bentuk kampanye. Menurut Alfi, isu setiap kali kampanye adalah deteksi dini.
Isu ini memang masih menjadi perhatian karena diharapkan penderita bisa mendapatkan perawatan sedini mungkin. Pada usia berapa kanker payudara terdeteksi dan perawatan apa yang sebaiknya diberikan sangat menentukan peluang hidup penderitanya.
"Penderita kanker payudara yang terdeteksi pada stadium satu dan dua memiliki peluang 96-98 persen untuk bertahan. Sementara mereka yang terdeteksi stadium empat, peluangnya 17-18 persen," terangnya.
Edukasi mengenai deteksi dini inilah yang penting digaungkan ke segala lapisan. Mulai anak-anak level sekolah menengah, mahasiswa, juga ibu rumah tangga. Pasalnya, kanker payudara bisa terjadi pada semua lapisan, tidak mengenal usia, dan bisa terjadi pada pria. Bagaimana mengenali secara dini kanker payudara, menjadi isu penting yang jangan hanya muncul pada Oktober.
Pesan inilah juga yang ingin disampaikan inisiatif Shimmerinc, kali ini bekerja sama dengan Kitchennette. Lewat produk makanan dan minuman, inisiatif ini mengajak berbagai kalangan menggalang dana untuk membantu penderita kanker payudara.
Dana yang terkumpul akan disalurkan Shimmerinc kepada pasien kanker payudara yang dipilih secara acak di RS Mitra Kemayoran dan RS Royal Trauma. Sebagian dana juga akan digunakan untuk program edukasi kanker payudara.
Dinda Nawangwulan, pendiri Shimmerinc, juga berinisiatif menyebarkan materi edukasi melalui jasa ojek dan pengamen yang memiliki mobilitas tinggi. Harapannya, edukasi mengenai kanker payudara bisa menjangkau berbagai lapisan tanpa batasan.
"Semua kalangan bisa kena kanker payudara, cuma banyak yang tidak menyadarinya. Sudah saatnya lebih membiasakan kampanye peduli kanker payudara dengan kondisi semakin tingginya angka kasusnya," tutur Benny Prasetyo, perwakilan Shimmerinc.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.