Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2013, 10:25 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com -Kanker payudara adalah pembunuh nomor dua tertinggi wanita di Indonesia. Kanker ini menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal. Sel kemudian bertambah banyak dengan tidak terkendali.

Kanker ini kebanyakan tidak bergejala atau menimbulkan nyeri. Umumnya kanker baru diketahui ketika sudah memasuki stadium lanjut. Kendati begitu bukan berarti tidak mungkin mendeteksi dini gejala kanker payudara.

"Kanker ini diawali benjolan. Benjolan ini bisa dideteksi lewat Periksa Payudara Sendiri (Sadari)," kata dr. Arief Wibisono spesialis bedah onkologi dari Brawijaya Women and Children Hospital.

Arief menyarankan, pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada 1 minggu setelah haid. Sehingga, dalam sebulan sedikitnya melakukan satu kali Sadari. Berikut ini adalah tahapan dari gerakan Sadari :

1. Tubuh menghadap cermin dan kedua tangan di pinggul. Sambil berkaca perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Perhatikan juga warna putingnya. Ukuran dan bentuk payudara idealnya tidak sama antara kanan dan kiri. Arief mengatakan wanita mulai waspada bila salah satu payudara bertambah besar, atau berubah bentuk.

2. Angkat tangan ke atas dan perhatikan kembali penampakan payudara. Pada posisi ini perhatikan apakah ada lesung, luka, atau keriput pada kulit payudara. Posisi ini juga memungkinkan untuk kembali melihat apakah puting berubah posisi

3. Pencet puting payudara. Dalam posisi ini perhatikan apakah puting mengeluarkan cairan kekuningan, kemerahan, atau darah. Cairan yang keluar menandakan adanya perubahan dalam sel payudara.

4. Periksa payudara dengan gerak memutar. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan posisi tidur. Tangan diangkat bersamaan dengan payudara yang akan diperiksa. Gerakan memutar dimulai dari puting, hingga batasan payudara kanan dan kiri.

5. Semua gerakan sebaiknya dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, dan tidur. "Terkadang dalam posisi berbeda baru diketahui bila ada benjolan atau luka," kata Arief.

Ia menyarankan sebaiknya payudara dalam keadaan licin saat diperiksa. Kondisi ini akan memudahkan pemeriksaan. Area pemeriksaan juga sebaiknya meluas sampai ketiak. Kanker payudara umumnya menyerang wanita berusia 40 tahun lebih.

Meski begitu tidak menutup kemungkinan wanita usia muda mengalaminya. "Karena itu sebaiknya rutin melakukan Sadari. Sebetulnya sejak payudara mulai tumbuh, saat itu wanita mulai berisiko," kata Arief.

Pemeriksaan Sadari memiliki sensitivitas 90 persen, namun spesifikasi 10 persen. Karena kondisi ini, Arief menyarankan wanita secepatnya konsultasi ke dokter bila menemukan benjolan. Selanjutnya dokter yang akan melakukan tes dan tindakan lanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau