Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2013, 13:15 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Daily Mail


KOMPAS.com -
Tinggal di dekat bandara sekilas merupakan ide bagus. Dekatnya jarak memungkinkan seseorang tidak perlu berlelah-lelah bila akan melakukan perjalanan. Jarak yang dekat juga dapat menghemat waktu dan biaya.

Namun tinggal di dekat bandara tak senyaman yang dibayangkan. Menurut riset terbaru, tinggal dekat bandara meningkatkan risiko menderita stroke serta penyakit jantung dan pembuluh darah. Seseorang yang terpapar suara bising pesawat pada level yang tinggi, berisiko lima kali lebih besar memerlukan perawatan atau meninggal karena penyakit tersebut.

Penelitian menunjukkan, suara bising mesin pesawat dapat memicu hormon stres. Hormon inilah yang kemudian meningkatkan tekanan darah atau mengganggu tidur. Hal ini terutama terjadi pada penerbangan malam.

Riset ini dilakukan ilmuwan dari Imperial College, London dan King’s College, London dan diterbitkan dalam British Medical Journal. Para ilmuwan memantau 3,6 juta populasi manusia yang tinggal dekat bandara Heathrow, London barat. Riset ini muncul di tengah rencana perluasan Heathrow untuk meningkatkan kapasitas penerbangan Inggris.

Riset ini mencakup 12 wilayah di dalam dan 9 distrik di luar London. Wilayah penelitian memiliki tingkat kebisingan pesawat lebih dari 50 desibel. Volume ini di atas percakapan normal di ruang yang tenang.

Peneliti meneliti tingkat paparan suara pesawat terbang sejak 2001, sesuai data dari  Civil Aviation Authority, dan daftar masuk rumah sakit serta kematian sejak 2001 hingga 2005. Peneliti juga memasukkan faktor lain seperti keadaan sosial, komposisi etnis, kebisingan lalu lintas jalan, polusi udara dan tingkat penderita kanker paru-paru.

Hasil riset menunjukkan, risiko ancaman meningkat 10-20 persen lebih tinggi pada wilayah dengan tingkat kebisingan tertinggi - yang dihuni sekitar 70 ribu warga -  dibandingkan pada daerah dengan tingkat kebisingan lebih rendah.

Sedangkan terkait etnis, sangat bergantung pada jumlah populasi di daerah tersebut. Contohnya adalah etnis Asia Selatan yang memiliki jumlah populasi cukup tinggi.  Paparan suara kebisingan lebih sering dialami warga etnis Asia Selatan, akibatnya mereka mengisi sering masuk rumah sakit karena sakit jantung dan pembuluh darah.

"Melalui riset ini maka jelas paparan suara berperan penting dalam kesehatan seseorang. Masuk akal karena paparan suara berkontribusi dalam meningkatkan tekanan darah dan mengganggu tidur," kata pimpinan studi, Dr Anna Hansell dari Imperial College.

Selain suara bising, periset senior Prof. Paul Elliott merujuk pola makan yang buruk, merokok, dan kurang olahraga sebagai penyebab stroke, jantung, dan pembuluh darah. Buruknya kondisi medis, seperti tingginya tekanan darah dan diabetes melipatgandakan risiko menderita penyakit jantung hingga 2-3 kali.

Namun Kevin McConway, professor statistik terapan dari The Open University berbeda pendapat. Menurutnya, tak menyatakan secara langsung, apakah seseorang yang terpapar suara bising pesawat lebih berisiko kena stroke.

"Sehingga riset tidak bisa mengatakan, apakah paparan suara mempengaruhi risiko seseorang terkena penyakit stroke, jantung, atau pembuluh darah," kata McConway.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com