Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reproduksi Berbantu, Pilih Inseminasi atau Bayi Tabung?

Kompas.com - 21/11/2013, 08:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -Penantian momongan dalam kurun waktu yang relatif lama membuat kebanyakan pasangan suami istri mulai mencari solusinya. Salah satunya yaitu dengan program reproduksi dengan teknologi berbantu.

Teknologi tersebut secara garis besar terdiri dari dua metode yaitu inseminasi dan in vitro fertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan istilah bayi tabung. Meskipun terkesan hampir sama, namun ada perbedaan mendasar antara keduanya. Lalu manakah yang paling tepat, inseminasi atau bayi tabung?

Kepala Morula IVF Indonesia Ivan Sini menjelaskan, prinsip inseminasi adalah dengan mengambil sperma dari suami, kemudian diproses di laboratorium seperti dicuci dan dipilih yang memiliki kualitas terbaik. Kemudian, sperma yang berkualitas terbaik tersebut dibantu dengan alat untuk dapat masuk ke dalam liang vagina hingga dapat membuahi sel telur sang istri.

Sementara itu, lanjut Ivan, prinsip bayi tabung adalah pengambilan sperma suami dan sel telur istri. Keduanya sama-sama diproses di laboratorium, seperti dicuci dan dipilih kualitasnya, kemudian disatukan secara in vitro. Setelah menjadi embrio, barulah ditanamkan ke dalam rahim istri.

"Prinsip yang berbeda itu akhirnya menghasilkan tingkat keberhasilan yang berbeda pula. Secara umum, tingkat keberhasilan bayi tabung lebih besar daripada inseminasi," papar dokter spesialis kebidanan di RS Bunda ini saat ditemui di sela-sela peringatan 15 tahun Morula IVF Indonesia, Rabu (20/11/2013) di Jakarta.

Ivan mengatakan, untuk istri yang berusia di bawah 35 tahun, peluang keberhasilan inseminasi sekitar 10-15 persen. Sementara metode bayi tabung memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi yaitu sekitar 40-45 persen.

Di sisi lain, biaya yang perlu dikeluarkan untuk inseminasi secara umum jauh lebih murah dibandingkan bayi tabung. Inseminasi memakan biaya sekitar Rp 5-7 juta, dan bayi tabung bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Menus Sudibyo, salah seorang pasien yang mencoba metode bayi tabung berpendapat, saat usia masih belum terlalu tua atau masih di bawah 35 tahun dan fisik relatif sehat, biasanya pasien ditawarkan untuk melakukan inseminasi dulu.

Namun jika usia mendekati 35 atau lebih, dan segera ingin memiliki momongan, mungkin metode bayi tabung bisa menjadi pilihan yang paling tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com