Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Kanker Darah Meningkat, Menkes: Deteksi Sejak Dini

Kompas.com - 24/11/2024, 08:00 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Kanker darah atau yang dikenal dengan istilah medis leukemia, limfoma, dan mieloma, merupakan salah satu jenis kanker yang kini semakin mendapat perhatian di Indonesia.

Hal ini disebabkan jumlah kasus yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 400.000 orang di dunia menderita kanker darah dan lebih dari 10.000 orang, terutama anak-anak, di Indonesia menderita penyakit ini. Fenomena ini menjadi tantangan besar di sektor kesehatan yang membutuhkan penanganan komprehensif.

Baca juga: Menkes: Atasi Kanker, RI Percepat Pembangunan Jejaring PET Scan dan Siklotron

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menerapkan transformasi kesehatan 6 pilar, yang salah satunya memfokuskan perhatian pada penanganan kanker.

“Kanker ini harus segera diatasi, karenanya kami punya satu fokus dan satu strategi, jadi kita bisa meletakkan semua usaha dan uang pada strategi ini, yakni mendeteksi kanker sejak dini,” kata Menkes, Sabtu (23/11/2024), dalam siaran pers.

Menurut Menkes, deteksi dini merupakan salah satu langkah krusial dalam menangani kanker, karena dapat mengurangi angka kematian, mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Untuk mendukung strategi tersebut, pemerintah terus meningkatkan fasilitas layanan kesehatan dengan mendistribusikan alat skrining kanker darah ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

Distribusi alat

Hingga saat ini, pemerintah telah mendistribusikan alat hematoanalyzer dan blood chemical analyzer ke lebih dari 10.000 puskesmas di Indonesia. Pemenuhan alat kesehatan (alkes) tersebut ditargetkan rampung pada 2027.

“Alat ini bisa digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap. Jadi, bila ada anomali yang berpotensi menjadi kanker darah bisa kita identifikasi lebih dini,” kata Menkes.

Baca juga: Atasi Kurangnya Dokter Onkologi, Kemenkes akan Sekolahkan Dokter ke 4 Negara

Di tingkat wilayah perkotaan dan rumah sakit, pemerintah telah mengirimkan alat tes PCR yang digunakan untuk tes molekuler biologi, yang tidak tersedia di puskesmas.

Di tingkat provinsi, pemerintah berencana membangun laboratorium kesehatan masyarakat di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi. Laboratorium kesehatan masyarakat ini dilengkapi dengan mesin PCR dan mesin X-ray generasi terbaru.

“Kenapa mesin ini dibutuhkan untuk deteksi kanker, karena kita tidak hanya ingin memeriksa darah dan protein dalam darah, tetapi di masa depan kita juga ingin memiliki teknologi test terbaru seperti sel tumor dan DNA,” ucap Menkes.

Meski pemerintah telah mengimplementasikan berbagai langkah strategis telah diambil, sejumlah tantangan masih harus diatasi, seperti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker darah. Banyak kasus kanker darah baru terdiagnosis pada stadium lanjut.

Selain itu, kendala lainnya, yakni keterbatasan fasilitas di beberapa daerah dan tingginya biaya pengobatan kanker darah, yang masih menjadi beban bagi sebagian masyarakat.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melengkapi semua rumah sakit dengan alat diagnostik yang memadai.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau