Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonstruksi Payudara, Opsi Bagi Penyintas Kanker

Kompas.com - 24/11/2024, 12:52 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com-Rekonstruksi payudara dapat menjadi pilihan bagi penyintas kanker payudara setelah menjalani pembedahan pengangkatan payudara (mastektomi).

“Setelah diangkat payudaranya, dibuatkan payudara kembali, dalam tanda kutip dibuatkan. Jadi sifatnya hanya estetik,” kata Dokter Spesialis Onkologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Diani Kartini Sp B(K)Onk, beberapa waktu lalu, seperti ditulis Antara.

Baca juga: Mendengar Suara Penyintas dalam Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara

Ia menjelaskan, rekonstruksi payudara dapat memanfaatkan jaringan yang ada di perut untuk diambil sedikit dan dipindahkan ke bagian payudara.

Latissimus dorsi atau otot besar dan datar yang terletak di bagian belakang tubuh juga dapat digunakan dalam rekonstruksi payudara. Selain itu, penggunaan silikon gel juga bisa menjadi pilihan lain.

Bagi penyintas yang memilih untuk melakukan rekonstruksi payudara, Diani mengatakan, sebaiknya hal ini dilakukan pada waktu yang berdekatan setelah operasi mastektomi, mengingat jaringan yang digunakan masih bersifat segar.

Meski begitu, ujar Diani, keputusan ini dikembalikan pada pasien. Rekonstruksi payudara yang dilakukan beberapa tahun setelah mastektomi juga memungkinkan.

“Sebenarnya itu pilihan pasien -untuk rekonstruksi payudara-. Faktor usia pun juga mempengaruhi. Mungkin usia muda agak lebih banyak keinginan untuk payudaranya tetap ada. Secara estetik saja. Payudara hasil rekonstruksi tidak memberikan rasa dan segala macam,” katanya.

Diani juga mengatakan, pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terkena kanker dengan mempertahankan bentuk payudara sebenarnya dimungkinkan apabila tumor yang terdeteksi berukuran kecil dan lokasinya jauh dari puting. Prosedur ini disebut breast conserving surgery.

Namun, jika kondisi tidak memungkinkan untuk mempertahankan payudara, maka mastektomi harus dilakukan.

Baca juga: Kemenkes Siapkan Layanan Skrining Kanker Payudara

Secara teori, ujar Diani, kanker yang terdeteksi pada stadium awal lebih mudah untuk ditangani dibandingkan stadium lanjut, apalagi dengan keganasan yang sudah menyebar.

Oleh sebab itu, ia mengingatkan pentingnya para perempuan di Indonesia untuk melakukan “Sadari” atau pemeriksaan payudara sendiri.

“Untuk perempuan wajib kenal payudara sendiri. Kenal dalam tanda kutip dari bentuknya, kemudian dari perabaan harus kenal. Makanya, untuk perempuan yang sudah menstruasi harus dilakukan ‘Sadari’. ‘Sadari’, cek payudara sendiri,” ujar dia.

Diani juga menganjurkan perempuan untuk melakukan “Sadanis” atau pemeriksaan payudara secara klinis dengan bantuan USG payudara dan mamografi.

Perempuan tanpa mengalami gejala tertentu juga didorong untuk memeriksakan dirinya mengingat benjolan kecil terkadang tidak teraba dan baru terdeteksi setelah adanya pemeriksaan penunjang.

“Kalau ada benjolan, jangan khawatir. Segera pergi ke dokter. Karena benjolan yang diraba belum tentu tumor,” kata Diani.

Kemudian untuk perempuan di bawah 40 tahun, pemeriksaan penunjang yang disarankan yaitu menggunakan USG payudara. Sedangkan perempuan di atas 40 tahun, dianjurkan melakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG payudara ditambah dengan mamografi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Remaja 19 Tahun Diduga Alami Alzheimer, Kasus Termuda yang Pernah Dilaporkan
Health
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Bahaya?
Health
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau