Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Indonesia Sudah Baca Label Kemasan Makanan, tetapi...

Kompas.com - 25/02/2014, 16:31 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com — Untuk menjadi konsumen cerdas, kebiasaan membaca label pada kemasan produk pangan merupakan sebuah keharusan. Hal ini terlebih lagi untuk produk susu pertumbuhan dan makanan bayi, yang esensial bagi tumbuh kembangnya. Sebuah survei menunjukkan, 91 persen ibu Indonesia telah melakukannya. Namun, sayangnya, informasi yang dicek belum menyeluruh.
 
Survei terhadap 56 ibu anak balita yang menjadi pengunjung Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan posyandu tersebut menunjukkan, hal utama yang dicek oleh responden adalah kandungan asam lemak AA dan DHA, yaitu sebanyak 71 persen. Sebanyak 61 persen responden mengecek kandungan vitamin, 32 persen pada kandungan kalori, dan 23 persen pada kandungan probiotik.
 
Padahal, menurut pakar ilmu kedokteran komunitas, Herqutanto, pembacaan label merupakan aktivitas penting yang perlu dilakukan secara menyeluruh. "Pada survei, kandungan AA dan DHA paling menjadi sorotan bagi ibu Indonesia. Padahal, kandungan gizi lainnya juga perlu untuk dilihat," ujarnya dalam diskusi kesehatan bertajuk "New Perspective on Toddler Nutrition", Selasa (25/2/2014) di Jakarta.
 
Menurut Herqutanto, tujuan dari sebagian besar responden dalam membaca label sebenarnya sudah tepat. Hasil survei menunjukkan, responden membaca label demi memastikan bahwa produk yang dikonsumsi anak memiliki kandungan gizi yang baik.
 
Namun, yang menentukan baik dan tidaknya kandungan gizi suatu produk bukan pada kandungan AA dan DHA serta vitamin (dua teratas dalam survei) saja. Bahkan, informasi mengenai kalori saja hanya dibaca oleh 32 persen responden. Padahal, kalori merupakan informasi penting yang menentukan besaran energi yang didapat dari mengonsumsi suatu produk.
 
Selain itu, yang tidak kalah penting, lanjut Herqutanto, adalah kandungan probiotik. Sayangnya, belum banyak responden yang mengecek informasi mengenai hal ini.
 
Dokter spesialis gizi klinis, Saptawati Bardosono, mengatakan bahwa probiotik merupakan unsur penting yang turut menentukan kesehatan saluran cerna. Probiotik dapat dikatakan merupakan mikroba "baik" yang menjaga kesehatan sistem cerna karena dapat melawan mikroba "jahat" yang menyebabkan penyakit.
 
Sementara itu, dari 9 persen responden yang tidak mengecek label, 60 persennya mengatakan tidak tahu kalau ia harus mengecek, sementara 40 persennya tidak tahu cara membaca label komposisi gizi.
 
"Jelas, edukasi sangat diperlukan agar terjadi perubahan perilaku yang lebih baik di masyarakat," pungkas Herqutanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau