Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2014, 09:08 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Meskipun sering menjadi andalan memulihkan gangguan refraksi pada mata, operasi lasik (laser-assisted in-situ keratomileusis) tidak selamanya memberikan hasil yang diharapkan. Namun ternyata operasi lasik bisa dilakukan berkali-kali hingga mendapatkan hasil yang optimal.

Dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center Setiyo Budi Riyanto mengatakan, setelah menjalani operasi lasik, seseorang sebenarnya bisa menjalaninya kembali. Bahkan, operasi lasik bisa dilakukan berkali-kali.

"Asalkan ketebalan kornea matanya masih mencukupi, operasi lasik masih bisa dilakukan," kata dia kepada Kompas Health, Kamis (26/6/2014) di Jakarta.

Ketebalan kornea yang cukup adalah syarat mutlak dalam menjalani operasi lasik. Pasalnya, prinsip operasi lasik adalah pengikisan pada kornea atau bagian terluar dari bola mata. Tujuannya supaya cahaya yang masuk ke mata tepat tiba di titik fokus.

Pada dasarnya, gangguan refraksi adalah gangguan anatomi mata yang membuat cahaya yang masuk ke mata tidak diteruskan tepat pada titik fokus. Namun bila cahaya sudah jatuh tepat di titik fokus, maka penglihatan pun tidak lagi kabur sehingga tidak perlu lagi memakai kacamata.

Kornea mata manusia rata-rata memiliki ketebalan sekitar 500 mikron. Saat dilasik, kornea disayat sedalam 110 mikron dan perlu disisakan 250 mikron. Berarti, "sisa" kornea yang bisa dikikis yaitu 140 mikron.

Sebelum melakukan operasi lasik, dokter akan terlebih dulu memperhitungkan "sisa" kornea tersebut. Jika sekiranya sudah tidak cukup untuk dikikis lagi, maka operasi pun tidak dapat dilakukan. Meskipun dengan teknologi lasik yang terbaru, pengikisan tidak perlu dilakukan sebanyak dulu.

"Jika dengan teknologi yang lama, untuk mengurangi minus satu membutuhkan pemotongan hingga 20 mikron, sekarang hanya sekitar enam sampai 10 mikron saja," kata dia.

Hasil yang kurang memuaskan, misalnya, gangguan refraksi mata tidak sepenuhnya hilang, sehingga seseorang masih harus menggunakan kacamata. Atau gangguan refraksi timbul kembali atau yang dikenal juga dengan istilah regresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau