KOMPAS.com - Batu empedu kerap hadir tanpa gejala, namun bisa berubah menjadi ancaman serius jika dibiarkan.
Batu empedu terbentuk dari endapan cairan empedu yang mengeras di dalam kantong empedu atau saluran empedu.
Kondisi ini umum terjadi, terutama pada perempuan, dan bisa berujung pada nyeri hebat hingga memerlukan tindakan medis.
Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu batu empedu dan cara mengatasinya berikut ini.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Seseorang Terkena Batu Empedu? Ini 4 Daftarnya…
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk dari cairan empedu di dalam kantong empedu atau saluran empedu.
Empedu sendiri merupakan cairan yang diproduksi oleh hati untuk membantu mencerna lemak dalam makanan.
Kantong empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu sebelum dilepaskan ke sistem pencernaan.
Dilansir dari Cleveland Clinic, batu empedu terbentuk ketika sedimen dalam empedu mengendap dan mengkristal seiring waktu.
Ukurannya bisa bervariasi, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf.
Meski tidak selalu menimbulkan gejala, batu empedu bisa berbahaya apabila menyumbat saluran empedu, menyebabkan nyeri tajam di perut bagian kanan atas, hingga komplikasi serius seperti peradangan atau infeksi.
Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan sebutan cholelithiasis. Kata chole berarti empedu, sedangkan lithiasis merujuk pada pembentukan batu.
Baca juga: Batu Empedu Disebabkan oleh Apa? Berikut 5 Daftarnya…
Penanganan batu empedu sangat bergantung pada kondisi dan gejala yang dialami.
Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), jika batu empedu tidak menimbulkan keluhan, pasien umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus.
Namun, jika batu empedu menyebabkan rasa sakit atau gangguan pencernaan, tindakan medis menjadi pilihan utama.
Secara medis, pengangkatan kantong empedu atau kolesistektomi adalah prosedur yang paling umum dilakukan. Operasi ini terbagi dua jenis, yakni laparoskopi dan operasi terbuka.