KOMPAS.com - Seberapa cepat langkah kaki Anda saat berjalan?
Para peneliti menemukan fakta bahwa kecepatan langkah kaki seseorang bisa memengaruhi irama jantung.
Sebelumnya, baru diketahui bahwa seberapa jauh kemampuan berjalan seseorang memengaruhi kesehatan jantungnya.
Sebuah studi baru yang dipublikasikan pada 15 April 2025 di journal Heart menunjukkan bahwa berjalan cepat dan dengan jangka waktu yang lama bisa menurunkan risiko gangguan irama jantung secara signifikan.
Kondisi yang termasuk dalam gangguan irama jantung meliputi:
Baca juga: Jalan Kaki 2 Menit Bantu Menurunkan Gula Darah Setelah Makan
Dalam studi skala besar ini mengamati kecepatan berjalan dan gangguan irama jantung dari 420.925 peserta UK Biobank.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang berjalan dengan rata-rata kecepatan (3-4 mil/jam) atau lebih cepat (lebih dari 4 mil/jam) memiliki risiko hingga 43 persen lebih rendah untuk mengalami gangguan irama jantung dibandingkan dengan pejalan kaki yang lambat (kurang dari 3 mil/jam).
Secara khusus, orang yang jalan cepat bisa mengalami penurunan risiko fibrilasi atrium sebesar 46 persen dan aritmia lainnya 39 persen.
Baca juga: Apakah Jalan Kaki Cukup Jadi Aktivitas Fisik 150 Menit Per Minggu?
Rata-rata orang yang bisa mencapai manfaat jalan cepat dalam penelitian tersebut adalah usia muda, laki, dan memiliki gaya hidup sehat.
Mereka juga menunjukkan faktor risiko rendah terhadap gangguan irama jantung, seperti pinggang ramping, berat badan lebih rendah, kekuatan genggaman tangan lebih baik.
Selain itu, mereka juga memiliki faktor metabolik yang lebih rendah, meliputi kadar lipid, gula darah puasa, dan peradangan.
Para peneliti juga mencatat bahwa hubungan kecepatan berjalan dan kelainan irama jantung 36 persen dipengaruhi oleh faktor metabolik dan peradangan.
Sementara, di kalangan wanita, hubungan antara kecepatan berjalan dan kesehatan jantung paling kuat dimiliki oleh mereka yang berusia di bawah 60 tahun, tidak obesitas, tidak hipertensi, dan tidak memiliki dua atau lebih masalah kesehatan kronis.
Baca juga: Tips Hidup Panjang Umur dengan Jalan Kaki 8.000 Langkah
Temuan lainnya yang penting untuk kesehatan adalah bahwa menghabiskan lebih banyak waktu berjalan kaki atau jalan cepat bisa menurunkan risiko kelainan irama jantung sebesar 27 persen.
Sementara, jalan lambat tidak menunjukkan manfaat tersebut.
“Ini adalah studi pertama yang mengeksplorasi cara yang mendasari hubungan antara kecepatan berjalan dan aritmia,” kata para peneliti.
Selain itu, lanjutnya, “Dan (penelitian ini) memberikan bukti bahwa faktor metabolik dan inflamasi mungkin berperan: berjalan lebih cepat menurunkan risiko obesitas dan peradangan, yang pada gilirannya mengurangi risiko aritmia.”
Namun, para peneliti menerangkan bahwa studi observasional ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab dan akibat.
Para peneliti juga mencatat beberapa keterbatasan, termasuk ketergantungan pada data yang dilaporkan sendiri dan populasi studi yang tidak mewakili berbagai rentang usia dan latar belakang etnis.
Baca juga: Apakah Jalan Kaki Bisa Menurunkan Gula Darah Setelah Makan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.