KOMPAS.com - Telah lama kita dengar anjuran untuk berbuka puasa dengan minuman atau minuman yang manis. Tujuannya adalah untuk segera menggantikan energi yang hilang setelah seharian berpuasa. Meski begitu, sebaiknya kita tidak menelan mentah-mentah anjuran tersebut.
Menurut dokter spesialis gizi klinik Saptawati Bardosono, berbuka memang perlu dengan sesuatu yang manis guna segera menambah kadar gula (karbohidrat) dalam darah. Namun bukan berarti pilihan hidangan berbuka dipenuhi oleh segala yang manis.
Konsumsi makanan manis yang langsung dilakukan bertubi-tubi saat berbuka puasa akan mengakibatkan kenaikan gula darah yang cepat. Biasanya makanan manis mengandung gula sederhana yang membuat kadar gula darah cepat naik, namun cepat pula turunnya.
Ketika gula darah turun dengan cepat, tubuh akan merasa lemas. Oleh karena itu langsung makan makanan manis dalam jumlah yang banyak bukannya menambah energi, tapi justru membuat tubuh bertambah lemas.
"Maka sebaiknya berbuka puasa dilakukan dengan minum air putih dulu. Ini supaya tubuh segera terhidrasi. Ingat, saat puasa tubuh pasti mengalami dehidrasi ringan, cairan tubuh harus segera digantikan," ucapnya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Setelah air putih, barulah energi yang hilang digantikan dengan makanan yang manis. Makanan manis yang disarankan adalah buah-buahan, seperti kurma dan buah lainnya. Makanan ini akan menambah kadar gula dengan cepat, karena itu sebaiknya pun tidak dikonsumsi dengan jumlah yang banyak.
Beberapa saat setelah menyantap kurma, hidangan yang "berat" mulai boleh dikonsumsi. Untuk menjaga kadar gula darah tetap normal, maka makanan yang dipilih adalah makanan dengan kadar glikemik rendah. Makanan tersebut dicerna secara lambat sehingga kenaikan gula darah stabil dalam waktu yang lebih panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.