Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2014, 15:07 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan dalam hidupnya. Rata-rata perempuan mengalami keresahan ketika keputihan itu sering diderita. Bukan hanya menyebabkan ketidaknyaman, keputihan yang berbau bisa menurunkan rasa percaya diri juga.

Sesungguhnya kaum perempuan tidak perlu buru-buru khawatir perihal keputihan. “Keputihan adalah istilah yang digunakan masyarakat awam untuk cairan yang keluar dari vagina. Istilah medis untuk keputihan adalah fluor albus. Keputihan ini dapat bersifat normal atau fisiologis dan tidak normal atau patologis,” terang Dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), dokter ahli kebidanan dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Keputihan tidak mengkhawatirkan, menurut dokter yang akrab disapa Dr. Ocvi ini, bila berwarna putih jernih, berwarna kuning terang ketika menempel di pakaian dalam, konsistensi seperti lendir yang encer-kental, tidak berbau dan tidak menimbulkan keluhan.

Cairan vagina secara fisiologis meningkat karena penyebab-penyebab tertentu. “Misalnya terjadi waktu peningkatan jumlah hormon pada sekitar masa haid atau hamil, terjadi rangsangan seksual, mengalami stres atau kelelahan, penggunaan obat-obatan atau alat kontrasepsi,” terang dokter lulusan fakultas kedokteran UI ini.

Sementara itu cairan vagina menjadi tidak normal ketika jumlahnya lebih banyak dari biasa dan keluar terus menerus hingga terasa mengganggu. Bila cairan vagina biasa tidak berbau, cairan vagina yang tak normal berbau amis, apek, busuk. Cairan vagina yang tak normal juga cenderung berwarna putih susu, kuning tua, cokelat, kehijauan, bercampur darah.

Hanya dokter yang bisa mengetahui secara pasti penyebab si putih yang mengganggu ini. Untuk tahu penyebabnya, dokter perlu melakukan wawancara untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit dan kemungkinan faktor penyebabnya. Kemudian dokter juga perlu melakukan pemeriksaan ginekologi rutin termasuk pemeriksaan daerah vagina dan mulut rahim dengan alat spekulum bagi yang sudah melakukan hubungan seksual.

"Ada juga pemeriksaan laboratorium cairan vagina, air seni dan darah,” kata Dr. Ocvi. Bila sudah diketahui penyebab dan faktor risiko yang berhubungan dengan faktor penyebab, dokter akan melakukan penatalaksanaan keputihan.

Gaya hidup yang terlalu senang mengonsumsi yang serba manis juga rentan mendatangkan keputihan. “Terlalu banyak gula dalam makanan dan minuman itu akan menyebabkan keasaman vagina menjadi turun. Padahal keasaman ini yang menjaga kesehatan vagina dari serangan mikroorganisme merugikan. Dalam keadaan seperti ini bakteri baik Laktobasilus tidak bisa mengubah glikogen menjadi asam di vagina. Akibatnya glikogen itu dimakan oleh jamur. Inilah yang bikin jamur jadi makin parah,” paparnya.

Membatasi jumlah gula dalam makanan dan minuman ini, menurut Dr. Ocvi, sangat dapat menurunkan risiko infeksi jamur di vagina. Gula ini bukan sekedar minuman manis atau permen saja tapi juga makanan yang mengandung tepung. Selain itu gula juga bisa dijumpai di dalam madu, kecap, sirup.

“Di samping itu, hindari juga minuman beralkohol, makanan yang mengandung asam cuka, kacang tanah, kacang pistasio, kacang mede, susu, minuman ringan, buah kering, makanan olahan, kopi dan teh,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trump Bicara dengan Putin Besok, Akan Bahas Tanah dan Pembangkit Listrik
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau