"Setelah dikumpulkan, penderita demensia di seluruh dunia ternyata, kok perempuan lebih tinggi dari laki-laki yaitu empat kali lipat," kata Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Czeresna Heriawan Soejono di Erasmus Huis, Pusat Kebudayaan Belanda, Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Menurut dia belum diketahui pasti faktor yang membuat perempuan lebih banyak menderita alzheimer. Spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri ini menjelasakan, ada dua kemungkinan yang menyebabkan hal itu.
Pertama, karena perempuan yang bisa mencapai usia lanjut, lebih banyak daripada laki-laki. Kedua, perempuan akan mengalami menopause atau berhenti menstruasi. Saat menopause, kadar estrogen pun menurun.
"Estrogen itu memberikan perlindungan pada pembuluh darah. Kadar estrogen turun, maka yang memberi perlindungan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak juga menurun," terang dia.
Sementara itu, kadar estrogen pada laki-laki selalu stabil atau tetap ada. Alzheimer sendiri secara umum dapat terjadi karena beberapa hal. Selain faktor usia, Alzheimer dapat menimpa mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan penyakit jantung. Selain itu, perokok dan mereka yang obesitas juga berisiko alzheimer.
Alzheimer tidak bisa dideteksi dini secara fisik. Mereka harus memeriksanya langsung ke dokter. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan kemampuan mental ini, melainkan hanya memperlambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.