Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Minum Air dari Botol yang Terpapar Sinar Matahari

Kompas.com - 07/10/2014, 07:05 WIB

KOMPAS.com - Banyak orang yang takut meminum air yang disimpan dalam botol yang terpapar sinar matahari. Mitos menyebutkan, paparan panas menyebabkan zat-zat kimia dalam plastik bisa larut dalam air dan memicu kanker.

Untuk menguji kebenaran mitos tersebut, tim peneliti dari Universitas Nanjing di Tiongkok dan Universitas Floria melakukan percobaan. Mereka menyimpan 16 merek air dalam kemasan yang dijual di Tiongkok pada tiga suhu, yakni 3,8 derajat celcius, 25 derajat celcius, dan 70 derajat celcius.

Pemilihan suhu tersebut dipilih untuk menyerupai suhu dalam kulkas, suhu ruangan, dan suhu di dalam mobil. "Berdasarkan literatur, ini adalah temperatur yang bisa dicapai di dalam mobil ketika udara panas," kata ketua peneliti Lena Ma.

Baca juga: 5 Tip Mudik Nyaman, Wajib Dicoba

Kemudian para peneliti mengukur kadar dua zat kimia, antimony dan bisphenol A (BPA) dalam botol setelah disimpan selama 2, 3 dan 4, minggu.

Antimony, salah satu bentuk logam, diduga berperan dalam penyakit paru, jantung, dan pencernaan. International Agency for Research on Cancer juga mengelompokkan metal yang disebut antimony trioxide ini punya kemungkinan karsinogen.

Sementara itu BPA di dalam tubuh bisa menyerupai estrogen. BPA sendiri ditemukan pada beberapa jenis plastik dan sudah dilarang penggunaannya oleh FDA untuk botol susu bayi dan cangkir bayi belajar minum.

Baca juga: Mengapa Memenuhi Asupan Mineral Esensial Penting Saat Puasa? Cek Faktanya

Para peneliti menemukan, ketika suhu meningkat dan waktu terlampaui, dideteksi peningkatan level antimony pada botol air. Secara spesifik, di suhu 25 derajat celcius terjadi peningkatkan antimony dua kali lipat dibanding pada suhu dingin. Meski begitu level logam berat ini bervariasi pada berbagai merek minuman.

Pada suhu yang sama, kadar BPA hanya ditemukan meningkat pada 3 merek, walau konsentrasinya belum perlu dikhawatirkan. Tetapi kehadiran BPA dalam botol air masih menjadi misteri.

"Secara teori, plastik seharusnya tak mengandung BPA. Tapi bisa juga saat proses pembuatan, terutama jika memakai produk daur ulang, bisa ditemukan BPA," kata Ma.

Baca juga: Sahur dan Berbuka dengan Makanan Tinggi Protein, Kunci Puasa Penuh Energi

Di suhu 70 derajat atau suhu dalam mobil, konsentrasi antimony secara konsisten meningkat. Jumlah tertinggi yang diukur mencapai .00026 miligram perliter air. Tetapi jumlah tersebut masih lebih rendah dibanding standar aman dari EPA .0006 mg/liter air.

Para peneliti memperkirakan bahwa dalam skenario terburuk, minum air yang terkontaminasi tersebut bisa berbahaya, terutama untuk anak.

Perlu diketahui, keberadaan zat kimia dalam botol air tersebut memang rendah, meski begitu Ma tetap menyarankan untuk menghindari minum air dalam botol yang sudah terpapar panas.

Baca juga: 10 Kesalahan Umum Saat Menambah Berat Badan

"Jika Anda menyimpan botol air dalam tempat panas, antimony bisa dilepaskan dari plastik dan tercampur dalam air," katanya.

Meski begitu, jika minum air tersebut sesekali mungkin tak perlu terlalu khawatir. "Minum air dari botol itu aman, tapi jangan menyimpannya dalam lingkungan panas terlalu lama," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau