"Lagi pula manifestasi kanker payudara sudah dapat terlihat meskipun belum ada benjolan pada payudara," ujar dokter pakar kanker payudara, Alfiah Amiruddin, dalam sebuah talk show bertajuk "Support Pinktober - Show that you care", beberapa waktu lalu di Jakarta.
Saat pemeriksaan dilakukan dengan rabaan, manifestasi kanker payudara yang belum berupa benjolan tidak dapat terdeteksi. Berbeda halnya saat pemeriksaan dilakukan dengan teknik yang lebih lanjut, misalnya dengan mamografi. Dengan mamografi yang dilakukan secara rutin, pengapuran kecil pada payudara yang merupakan cikal bakal kanker payudara akan dapat terdeteksi.
Dengan kata lain, pemeriksaan dengan mamografi dapat mendeteksi kanker payudara dalam stadium yang lebih dini. "Padahal semakin dini sebuah kanker terdeteksi, semakin besar kemungkinannya untuk sembuh," tandas Alfi.
Selain menggunakan mamogram, deteksi dini kanker payudara juga dapat dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini lebih disarankan dilakukan oleh seseorang yang usianya di bawah 40 tahun karena struktur payudaranya masih padat. Bila Sadari dilakukan setiap bulan satu minggu setelah menstruasi, maka baik mamografi maupun USG dilakukan setiap satu tahun sekali atau dua tahun tahun sekali, tergantung dari besar kecilnya risiko seseorang terkena kanker payudara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.