Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2014, 07:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian bagi para wanita. Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab kanker payudara sehingga banyak mitos yang beredar mengenai kanker payudara sehingga menimbulkan persepsi yang salah.

Kepala Instalasi Deteksi Dini dan Onkologi Sosial RS Kanker Dharmais, Walta Gautama beberapa waktu lalu mengatakan, mitos mengenai kanker payudara ini dapat membuat seseorang takut memeriksakan payudaranya dan tidak mengetahui bagaimana melakukan deteksi dini.

Mitos: Benjolan satu-satunya tanda kanker payudara
Benjolan yang Anda temukan pada payudara bukan lah satu-satunya tanda Anda tekana kanker payudara.
 
"Tetapi jika ada benjolan bukan berarti pasti kanker. Sebanyak 9 dari 10 benjolan pada payudara bukan kanker," kata Walta.

Tanda yang patut dicurigai sebagai kanker payudara adalah iritasi kulit, terasa nyeri pada puting susu atau retraksi kemerahan atau mengelupas dari puting atau kulit payudara, dan adanya cairan yang keluar dari puting selain ASI, seperti nanah.

Mitos: Mammografi bisa menyebabkan kanker payudara menyebar
Ada yang mengatakan pemeriksaan mammografi bisa membuat kanker menyebar, padahal hal ini juga tidak benar. Mitos ini membuat banyak wanita enggan melakukan mammografi pada payudaranya. Padahal, pemeriksaan mammografi dilakukan untuk melihat perubahan abnormal pada payudara menggunakan sinar X dosis rendah.

"Kompresi payudara saat menjalankan pemeriksaan mammografi tidak menyebabkan kanker menyebar," kata Walta.

Walta menjelaskan, rekomendasi standar adalah pemeriksaan mammografi yang rutin setiap tahun bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kelemahan mammografi terkadang tidak dapat menemukan kanker. Umumnya pemeriksaan ini dilakukan pada wanita yang belum memiliki keluhan payudara atau gejala.

Mitos: Ukuran payudara besar lebih berisiko kanker payudara
Mitos yang beredar bahwa mereka yang memiliki ukuran payudara besar lebih berisiko kanker payudara. Sebaliknya, ukuran payudara yang kecil kecil kemungkinannya terkena kanker payudara. Namun, tidak ada penelitian yang dapat membuktikan hal ini. Payudara kecil maupun besar sama-sama berisiko terkena penyakit kanker.

Mitos: Pemakaian bra picu kanker payudara
Menurut Walta, mitos ini muncul karena pemakaian bra dianggap menghambat aliran darah sehingga memicu kanker. Apalagi jika menggunakan bra berkawat. Sejumlah penelitian sejauh ini pun tidak menemukan kaitan antara pemakaian bra dan kanker payudara. Termasuk jika menggunakan bra saat tidur.

Melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan SADARI secara rutin merupakan cara yang tepat untuk deteksi dini. Semakin cepat kanker ditemukan, maka tingkat kesembuhan semakin tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau