Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2014, 11:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Untuk kesehatan fisik, ada peribahasa satu buah apel sehari akan menjauhkan kita dari dokter. Bagaimana dengan khasiat kebaikan dan kasih sayang untuk kesehatan jiwa kita?

Sebuah review literatur ilmiah ekstensif yang disponsori Dignity Health dan dilakukan oleh Center for Compassion and Altrusm Research and Education (CCARE) dari Stanford University mengungkapkan meningkatnya bukti ilmiah bahwa kebaikan hati membawa energi penyembuhan.

Hal seperti ini sayangnyaa sering diabaikan. Padahal obat yang mudah dan murah ini terbukti berdampak signifikan terhadap kesehatan fisik kita. Efeknya lebih besar dari minum aspirin atau berhenti merokok untuk mengurangi risiko serangan jantung. Bahkan kita tak perlu pergi apotek untuk membelinya.

Sebenarnya mereka yang bekerja di perawatan kesehatan dan mempelajari ilmu kedokteran sudah lama percaya akan manfaat kebaikan dan kasih sayang. Sekarang sudah ada bukti ilmiah bahwa ketika pasien diperlakukan penuh kasih sayang, terutama ketika ada usaha agar pasien mengetahuinya dan ada empati dan komunikasi, semua itu menghasilkan kesembuhan luka yang lebih lama, berkurangnya rasa nyeri, berkurangnya kecemasan dan mempercepat rawat inap di rumah sakit.

Riset juga membuktikan bahwa ketika dokter dan juru rawat bertindak penuh kasih, pasien cenderung lebih mudah memberi informasi medis yang akhirnya membuat diagnosis lebih akurat. Pasien juga cenderung lebih taat terhadap pengobatan yang akhirnya penyakit lebih jarang kambuh.

Penelitian juga menemukan pasien bukan satu-satunya yang mendapat manfaat dari pengobatan penuh kasih. Dokter, juru rawat dan orang yang ikut merawat si sakit juga mendapat manfaat. Lingkungan kerja yang baik membantu karyawan lebih dekat dan tidak lelah. Hal ini penting mengingat mereka sering kerja dalam waktu panjang dengan tekanan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com