Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lupa Membuat Resolusi Kesehatan Emosional

Kompas.com - 05/01/2015, 11:26 WIB

KOMPAS.com - Saat kita menyiapkan resolusi tahun baru dalam hal kesehatan biasanya yang lebih diutamakan adalah bagaimana cara mendapatkan kondisi tubuh yang lebih baik. Hal lain yang sebenarnya tak kalah penting, yakni kesehatan mental, seringkali kita lupakan.

Sebagian besar bahaya bagi kesehatan biasanya memiliki peringatan, misalnya rokok atau tembakau. Tapi, bahaya lain yang tak terlalu jelas, seperti kesepian dan perasaan ditolak, juga bisa menyebabkan efek yang besar bagi psikologis.

Penelitian menunjukkan, isolasi sosial bisa memperpendek usia. Karenanya, tahun ini sudah saatnya kita juga memprioritaskan kesehatan mental kita.

Guy Winch, psikolog, memberikan beberapa resolusi yang bisa kita buat untuk mendapatkan kesehatan emosional yang lebih baik tahun ini.

1. Beri perhatian pada rasa sakit emosional.

Sakit psikologis sama halnya seperti rasa sakit pada fisik, makanya jika ada sesuatu yang "sakit" lebih dari beberapa hari, jangan diabaikan. Jika Anda mengalami penolakan, kegagalan, atau memiliki suasana hati yang buruk terlalu lama, lakukan sesuatu dan jangan menganggapnya akan berubah lebih baik dengan sendirinya.

2. Hilangkan rasa kesepian.

Manusia adalah makhluk sosial. Rasa kesepian yang berlangsung kronis alias lama bisa berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan emosional, dan meningkatkan risiko kematian prematur sampai 14 persen. Saat Anda terlalu lama kesepian, cobalah menghubungi keluarga, teman, atau bahkan bergabung dalam situs pertemanan. Intinya, putuslah rasa isolasi sosial tersebut.

3. Putus siklus negatif kegagalan.

Luka psikologis cenderung menciptakan lingkaran setan yang terus menjadi lebih buruk setiap waktu. Kegagalan dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya yang pada akhirnya dapat membuat kita gagal lagi di masa depan.

Untuk mematahkan siklus negatif kegagalan, temukan cara untuk menguasai situasi tersebut. Pikiran kita tidak dapat diandalkan seperti yang cenderung dipikirkan, sehingga abaikan perasaan menyesatkan dari insting yang memberitahu Anda untuk menyerah, dan fokus pada aspek-aspek dalam kendali, seperti persiapan, perencanaan, usaha dan eksekusi.

4. Lindungi self-esteem.

Harga diri atau self-esteem Anda seperti sistem kekebalan emosional yang dapat meningkatkan melindungi Anda dari stres dan kecemasan. Kesehatan emosional yang baik melibatkan pemantauan self-esteem sehingga bisa kita tingkatkan saat levelnya rendah. Caranya? Hindari merasa diri kita ini negatif dan tak berdaya.

5. Perlakukan diri dengan baik.

Biasanya kita akan lebih sering mengkritik diri sendiri setelah mendapat penolakan. Kita juga akan membuat daftar kesalahan dan kekurangan. Hal ini sebenarnya bisa membuat kita merasa lebih terpuruk. Ubah kebiasaan ini dengan lebih memanjakan diri sendiri seperti halnya Anda memperlakukan seorang teman baik.

6. Lawan pikiran negatif.

Ketika sesuatu yang menjengkelkan terjadi, wajar jika kita merenungkannya. Tapi mengulang adegan itu secara terus menerus dalam pikiran tidak akan memberikan banyak pencerahan. Alihkan perhatian Anda terhadap tugas yang membutuhkan konsentrasi, seperti permainan di ponsel Anda, lari cepat atau teka-teki silang.

7. Perbanyak informasi

Jika Anda tahu bagaimana mengobati luka atau sakit flu, maka Anda juga harus tahu bagaimana mengobati penolakan, kegagalan, kesepian, rasa bersalah dan luka emosional umum lainnya. Memahami pentingnya kesehatan psikologis dan mengadopsi kebiasaan baik untuk kesehatan emosional, bukan hanya luka psikologis bisa memudar, tapi juga kualitas hidup ikut meningkat. (Eva Erviana)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau