Dalam dunia kedokteran saat ini, cara untuk menemukan kanker ginjal adalah dengan pemeriksaan CT-scan atau MRI. Biaya penggunaan alat diagnostik itu tergolong mahal.
Ahli anestesi Evan Kharasch memimpin penelitian untuk mencari cara pemeriksaan kanker ginjal secara dini. Deteksi dini sangat penting karena pasien kanker yang didiagnosis sebelum tumornya menyebar memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 80 persen.
Namun, jika kanker tidak ditemukan sampai akhirnya menyebar, 80 persen pasien meninggal dalam waktu lima tahun.
Kharasch dan timnya menemukan bahwa tingkat pengukuran dua protein dalam urine memiliki akurasi sampai 95 persen dalam mendeteksi kanker ginjal tahap awal, tanpa adanya hasil positif palsu yang dipicu oleh adanya penyakit ginjal non-kanker.
Mereka menganalisis contoh urine dari 720 pasien yang dijadwalkan untuk menjalani CT scan perut yang tidak terkait dengan dugaan kanker ginjal, bersama contoh dari 80 orang sehat dan 19 orang yang sebelumnya didiagnosis dengan kanker ginjal.
Dari contoh tersebut, diuji tingkat protein aquaporin-1 (AQP1) dan periplin-2 (PLIN2) dalam urine. Tidak ada satu pun orang berkategori sehat memiliki peningkatan pada AQP1 dan PLIN2, tetapi para pasien kanker ginjal mengalaminya pada kedua protein tersebut.
Tiga dari 720 pasien yang menjalani CT scan perut juga menunjukkan peningkatan kadar kedua protein. Dua orang lainnya pun kemudian didiagnosis dengan kanker ginjal, dan tiga orang meninggal karena sebab lain yang muncul. Penelitian ini dipublikasikan pada 19 Maret dalam jurnal JAMA Oncology.
Meski disambut baik, tapi para ahli menyarankan agar penelitian ini dilakukan pada lebih banyak pasien dari populasi yang berbeda, baik secara geografis atau ras.
"Jika dikonfirmasi dalam percobaan yang lebih besar, kemajuan hasilnya akan meningkatkan diagnosis kanker melalui cara yang mudah dilakukan dan sampel urine selalu tersedia," kata Maria Devita, direktur Nefrologi di Lenox Hill Hospital New York City. (Purwandini Sakti Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.