Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan Permen Karet, Remaja Ini Meninggal Dunia

Kompas.com - 06/05/2015, 12:56 WIB

KOMPAS.com - Seorang remaja di Inggris meninggal dunia kerena ia kebanyakan mengunyah permen karet. Dicurigai tubuhnya mengalami keracunan.

Samantha Jenkins (19) meninggal sehari setelah ia dibawa ke rumah sakit karena badannya lemas dan tidak sadar. Tubuhnya tidak bisa menyerap mineral penting dan gumpalan besar permen karet ditemukan di perutnya.

Dalam sehari Samantha bisa mengunyah sampai 14 batang permen karet. Menurut Maria Morgan, ibunya, putrinya itu mengalami keracunan akibat aspartam atau sorbitol, pemanis buatan yang ditemukan dalam beberapa jenis permen karet.

"Saya memeriksa tas dan laci di kamarnya, ternyata ada ratusan bungkus permen karet bebas gula," kata Morgan.

Beberapa waktu sebelum meninggal Samantha mengeluhkan kondisi badannya yang sakit di Facebook. Menurut Morgan, dokter menduga putrinya keracunan karena kadar mineral dalam tubuhnya sangat rendah.

"Tim dokter yang menanganinya tak mengerti mengapa kadar garam dalam tubuhnya sangat rendah dan mereka yakin itu karena keracunan. Otaknya pun bengkak," katanya.

Ahli patologi Dr.Paul Griffiths yang menangani Samantha mengatakan bahwa kadar mineral seperti kalsium, magnesium, sodium, dan potasium, dalam tubuh Samantha sangat rendah. Ditemukannya gumpalan permen karet dalam lambungnya diduga membuat penyerapan mineral dalam tubuh jadi terganggu.

Meski begitu, menurut Griffiths dugaan bahwa Samantha keracunan pemanis buatan masih belum bisa disimpulkan. "Belum pernah ada orang yang meninggal karena mengunyah permen karet. Tapi memang ada potensi jika kebanyakan makan permen karet bisa menyebabkan masalah," katanya.

Ia menambahkan, mengunyah sampai 14 batang permen karet setiap hari membuat Samantha mengonsumsi sekitar 16,8 gram pemanis buatan.

Namun, penyebab Samantha kehilangan kesadarannya menurut Griffiths disebabkan karena rendahanya kadar mineral dalam tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau