Setiap jenis kontrasepsi memiliki fungsi, kelebihan, dan efek samping yang berbeda-beda. Motede kontrasepsi yang dipilih pun dapat disesuaikan dengan gaya hidup, situasi, serta perencanaan keluarga.
"Ada banyak kontrasepsi yang sudah tersedia sejak beberapa dekade tapi terus mengalami peningkatan manfaat dan efektivitas," kata Michael Devoy, Chief Medical Officer Bayer HealthCare dalam acara bertajuk Better Informed Women, Better Choices An Asia-Pacific Press Dialogue on Modern Contraception di Singapura (6/7/15).
Faktor sosial budaya juga berpengaruh pada pilihan kontrasepsi di suatu daerah atau negara. Misalnya saja, pil kontrasepsi yang memiliki efek samping membuat haid menjadi jarang tidak disukai di Asia karena menstruasi dianggap sebagai keluarnya darah kotor. Perempuan yang tidak haid dianggap tidak subur sehingga banyak suami yang tidak mau berhubungan seksual.
Dalam penelitian yang dilakukan di Asia, diketahui beberapa alasan mengapa perempuan tidak memakai alat kontrasepsi, yakni takut kesuburannya berkurang, sulit mendapatkan akses, serta takut efek sampingnya.
Menurut Prof.Johannes Bitzer dari European Society of Contraception, pada dasarnya tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang bisa memenuhi semua keinginan penggunanya. "Mungkin yang paling cocok adalah tidak berhubungan seksual sama sekali," katanya dalam acara yang sama.
Kemajuan ilmu penelitian sebenarnya telah mampu menciptakan dan memperbaiki metode kontrasepsi yang minim efek samping, efektif, dan memiliki manfaat sampingan. Kontrasepsi tersebut lebih dikenal dengan kontrasepsi modern.
Kontrasepsi modern antara lain adalah sterilisasi, intrauterine device (IUD), kondom, serta pil kontrasepsi hormonal. Sementara itu, kontrasepsi kalender, ejakulasi di luar, serta absen berhubungan seksual saat masa subur, sering disebut sebagai kontrasepsi tradisional.
Seringkali perempuan memilih salah satu jenis kontrasepsi modern karena adanya manfaat sampingan. Misalnya kontrasepsi pil memiliki kombinasi hormonal, selain efektif mencegah kehamilan, pil kontrasepsi generasi terbaru ini juga mampu mencegah jerawat, menurunkan risiko kanker, dan mengurangi nyeri haid.
Demikian pula halnya dengan alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD hormonal yang lebih bisa diandalkan karena tidak membutuhka kedisiplinan dalam penggunaan seperti halnya pil atau kondom. Beberapa jenis IUD juga bisa dipakai untuk mengurangi perdarahan berat saat menstruasi.
Setiap tahunnya, kontrasepsi mampu mencegah 188 juta kehamilan yang tak direncanakan yang sekitar 112 jutanya berakhir dengan aborsi dan 150.000 kematian ibu melahirkan.