Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libido Rendah? Bukan Viagra yang Dibutuhkan, melainkan Testosteron

Kompas.com - 05/08/2015, 12:45 WIB

KOMPAS.com — Tidak semua masalah gangguan seksual pada pria bisa diatasi dengan sildenafil atau lebih dikenal dengan Viagra. Pria yang mengalami masalah kehilangan libido akan mendapatkan kembali gairahnya setelah terapi testosteron.

Kemampuan obat-obatan disfungsi ereksi, seperti Viagra, Cialis, dan Levitra memang sudah banyak dibuktikan. Bahkan, obat-obatan tersebut tahun lalu terjual lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya, salah satunya karena paten obat sildenafil sudah habis pada tahun 2013 sehingga harganya lebih murah.

Walau begitu, obat disfungsi ereksi tak selalu menjadi jawaban dari gangguan seksual pria. Menurut pakar kesehatan seksual Prof Geoffrey Hackett, hampir separuh dari sildenafil yang diresepkan tidak berhasil pada pria karena masalah utamanya adalah testosteron rendah.

Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab pada energi pria, libido, dan fungsi seksual. Hormon ini juga berpengaruh pada proses penting lainnya dalam tubuh. Testosteron terutama diproduksi di testis dan kadarnya akan mulai menurun saat pria berusia 40 tahun.

Sejak dulu suntikan testosteron atau dalam bentuk koyo hanya diberikan pada pria yang kadar testosteronnya tidak normal akibat beberapa kondisi penyakit, misalnya tumor otak atau efek samping kemoterapi.

Namun, para dokter yakin bahwa banyak masalah seksual yang dihadapi pria di usia pertengahan, seperti libido rendah, disfungsi ereksi, kelelahan, dan mood yang buruk, terjadi karena testosteron rendah. Kondisi tersebut bisa dikoreksi dengan terapi pengganti testosteron, baik dalam bentuk suntikan maupun koyo.

"Setiap pria yang mengalami susah ereksi seharusnya memeriksa kadar testosteron mereka dan diterapi jika rendah. Namun, pengobatan sildenafil bisa dilanjutkan karena bermanfaat untuk jantung dan pembuluh darah," kata Hackett.

Memang obat anti-disfungsi ereksi bisa membantu masalah impotensi, tetapi hanya sementara. "Jika kekurangan testosteron semakin buruk, disfungsi ereksinya akan kembali lagi," kata dr Malcom Carruther, pakar kesehatan pria.

Tentu saja pemeriksaan kadar testosteron adalah kata kunci dalam masalah ini. Jangan sembarangan melakukan terapi testosteron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com