Pada tahun 2013, tercatat 1,4 juta Viagra diresepkan dokter. Peningkatan juga terlihat pada penjualan obat disfungsi ereksi merek lain. Statistik tersebut merupakan data penjualan di Inggris.
Di Indonesia sendiri obat antiimpotensi termasuk dalam obat yang paling banyak dipalsukan. "Banyak kita temukan viagra palsu di pinggir-pinggir jalan," kata Tengku Bahdar Johan Hamid, Deputi 1 Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza dari Badan Pengawas Obat dan Makanan beberapa waktu lalu.
Pembelian obat antiimpotensi palsu jelas merugikan konsumen karena tidak memberikan efek yang sama dengan viagra asli. Kandungan obat palsu tersebut biasanya hanya tepung.
Obat antiimpotensi sering menjadi pilihan mereka yang mengalami gangguan ereksi. Meski begitu, sebenarnya problem pria ini bisa diselesaikan tanpa obat, misalnya dengan perbaikan pola makan, olahraga, dan pola hidup lainnya.