Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2015, 20:03 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunuh diri bukan tindakan yang terjadi secara spontan. Ada berbagai masalah yang kompleks sehingga tidak ada penyebab tunggal terjadinya bunuh diri.  Seseorang yang berpikir ingin bunuh diri biasanya juga menunjukkan tanda-tanda. Untuk itu, bunuh diri sebenarnya bisa dicegah.

Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Eka Viora mengatakan, bunuh diri bisa dicegah jika orang-orang sekitar lebih peka dan peduli terhadap tanda-tanda tersebut.

“Kalau kita aware, bunuh diri bisa dicegah. Kalau kita sudah lihat orang bengong, ngelamun perlu kita sapa. Ulurkan tangan kita untuk mereka bercerita,” ujar Eka di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (11/9/2015).

Hal senada dikatakan  Benny Prawira, Pendiri Into The Light (yaysan pencegahan bunuh diri). Ada beberapa tanda-tanda seseorang berpotensi untuk melakukan bunuh diri. Di antaranya, mengalami perubahan sikap, menarik diri dari lingkungan, melunaskan hutang-hutang atau mengembalikan barang pinjaman, hingga menuliskan status-status yang berkaitan dengan kehidupan atau kematian di media sosial.  

Jika lebih peka terhadap perubahan tersebut, kita dapat menolongnya untuk mencegah percobaan bunuh diri. “Kita harus lebih peka terhadap mereka. Misalnya, tadinya selalu ceria, tiba-tiba jadi murung. Tadinya gampang bersosialisasi jadi menarik diri,” jelas Benny.

Ketika mendapati orang terdekat yang berpotensi melakukan bunuh diri, tanyakan saja apa masalahnya. Namun hindari sampai memaksa dan menghakimi. Anda juga bisa merujuk mereka ke psikolog atau psikiater. Hal ini untuk mencegah terjadinya percobaan bunuh diri.

Mereka yang rentan untuk bunuh diri antara lain ketika mengalami perubahan ekstrem dalam hidup, memiliki masalah berat, pengucilan di masyarakat, diskriminasi, hingga kaum pencari suaka. Penyebab bunuh diri sendiri sangat kompleks dan tidak bisa disebut sebagai penyebab atau alasan tunggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau