KOMPAS.com - Memiliki tulang kuat hingga usia senja merupakan dambaan banyak orang. Bisa terus bergerak aktif merupakan modal utama untuk bisa terus menikmati hidup. Beragam cara pun dilakukan untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
Mengonsumsi obat osteoporosis memang terasa lebih praktis untuk menunjang kekuatan tulang ketimbang memenuhi kebutuhan 1000 langkah setiap hari. Sayangnya, penelitian terbaru menemukan, ratusan perempuan yang mengonsumsi obat osteoporosis berisiko tinggi mengalami sakit serta gangguan pada tulang rahang, atau disebut dengan istilah osteonecrosis of the jaw (ONJ).
Penelitian yang dikeluarkan oleh Journal Of Bone And Mineral Research mengemukakan, kejadian tersebut sangat mungkin terjadi bila pasien mengonsumsi obat berjenis biofosfonat dalam jangka waktu menahun. Biofosfonat sendiri dikenal sebagai obat perawatan tulang yang cukup efektif untuk mencegah perapuhan hingga mengurangi risiko patah tulang. Namun, lama kelamaan obat ini bisa mengubah prilaku tulang dan menimbulkan efek yang cukup parah. Sehingga diperlukan bedah rekonstruksi tulang walau ini masih jarang terjadi.
“ONJ bisa menyerang 1 dari 200 pasien yang diresepkan biofosfonat. Sayangnya, para dokter kurang menyadari akan risiko ini. Gejala pertama yang bisa ditimbulkan ialah lamanya proses penyembuhan gusi setelah pencabutan gigi. Hal ini menyebabkan infeksi karena menyebabkan adanya bagian tulang yang terbuka. Bila tidak sembuh, maka bagian tulang rahang mau tak mau harus diangkat melalui operasi besar,” papar Carrie Newlands, ahli bedah mulut yang telah beberapa kali menangani pasien ONJ di Royal Surrey Hospital.
Di Inggris, biofosfonat telah diresepkan ke hampir 700 ribu pasien dan berbagai merek. Sebagian besar konsumen ialah perempuan yang telah memasuki masa menopause.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.