KOMPAS.com – Ketika merasa lelah dan sakit saat hamil, melakukan aktivitas fisik mungkin tak pernah terpikir oleh Anda. Banyak wanita yang takut berolahraga karena khawatir akan kesehatan kandungannya.
Padahal, menurut sejumlah penelitian, aktivitas fisik atau olahraga saat hamil dan setelahnya memiliki berbagai manfaat, seperti meningkatkan kemampuan otak bayi dan menurunkan risiko komplikasi saat melahirkan.
Menurut American College of Obstetri and Ginekologi (ACOG), olahraga sedikitnya 30 menit per hari dalam satu minggu akan membuat ibu hamil merasa lebih baik secara fisik dan juga mental.
Manfaatnya antara lain, mencegah atau mengobati diabetes gestasional, meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi sakit punggung, sembelit, kembung, dan pembengkakan, membuat suasana hati lebih baik, hingga tidur lebih nyenyak.
Meski banyak penelitian menunjukkan manfaat olahraga saat hamil, masih banyak wanita yang tidak yakin mengenai olahraga apa yang aman dilakukan. Dokter Denise Jagroo, seorang ahli terapi fisik dari New York pun mengungkap mitos mengenai olahraga saat hamil.
1. Mitos pertama yang paling sering beredar, yaitu jika terlalu banyak berolahraga maka akan mengurangi nutrisi yang diperoleh bayi dari ibu. Menurut Jagroo, nutrisi pada bayi akan selalu cukup dari apa yang dikonsumsi ibu selama hamil.
2. Olahraga lari dapat mengganggu janin dalam kandungan. Hal ini juga mitos. Jagroo mengungkapkan, ada pelari marathon yang tetap berlari selama hamil dan tidak mengalami masalah pada bayinya. Hanya saja, pastikan medan untuk berlari aman dan ibu menggunakan alas kaki yang tepat.
3. Mitos ketiga yaitu mengenai prenatal yoga yang dianggap tidak akan bermanfaat untuk kehamilan. Menurut Jagroo, yoga saat hamil baik untuk pernapasan dan mengurangi stres pada ibu hamil. Namun, ada beberapa posisi yoga yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil.
4. Wanita hamil aman melakukan sit-up juga mitos. Jagroo mengatakan, sit-up saat hamil belum tentu aman dilakukan pada wanita hamil. Cara aman, yaitu latihan duduk di atas bola kemudian mengangkat kaki satu per satu secara perlahan.
Jagroo mengatakan, para wanita hamil bisa melakukan aktivitas fisiknya sehari-hari seperti yang biasa dilakukan sebelum hamil. Misalnya, jika wanita itu sebelumnya seorang pelari, maka saat hamil masih boleh dilakukan.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti ukuran sepatu dan bentuknya karena kaki biasanya akan bengkak saat hamil. Berenang, bersepeda, aerobik ringan juga aman dilakukan saat hamil dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.
Menurut Jagroo yang telah mengajar latihan banyak ibu hamil ini, yang terpenting ibu tersebut sehat selama hamil. Tidak perlu juga dilakukan secara berlebihan. Misalnya, tidak berolahraga di daerah perbukitan yang curam, karena justru tidak baik untuk panggul ibu hamil. Jagroo menyarankan untuk berjalan di permukaan tanah yang datar.
Untuk olahraga di gym, Jagroo juga mengingatkan para ibu hamil untuk memastikan pelatih atau instruktur mengenal aktivitas fisik prenatal yang tepat.
"Pastikan pelatih pribadi, instruktur yoga atau spesialis kesehatan wanita memiliki pelatihan prenatal yang tepat. Saya banyak melihat banyak video online bagaimana pelatih pribadi atau instruktur yoga memberikan posisi yang berbahaya bagi ibu hamil, "katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.