Faktor genetik atau riwayat dalam keluarga berkontribusi 5-10 persen pada kejadian kanker payudara. Menurut dr.Dismaz A Chaspuri, faktor genetik dipengaruhi oleh adanya gen BRCA.
"Setiap orang memiliki gen BRCA. Yang membedakan adalah adanya mutasi. Jika Anda mempunyai mutasi dari gen tersebut, risikonya sangat tinggi," kata dokter dari RS Siloam ini dalam acara World Breast Cancer Day di Jakarta (26/10/15).
Untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan. Gen BRCA1 dan BRCA2 sendiri juga terkait erat dan kanker payudara dan kanker ovarium.
"Pemeriksaan gen BRCA dalam keluarga bersifat ke atas. Dimulai dari kakak, ibu, sampai nenek. Jika ada salah satu anggota keluarga terkena kanker dan positif memiliki mutasi gen, saudara kandungnya harus dilakukan pemeriksaan," katanya.
Pemeriksaan tersebut berguna untuk melakukan pencegahan dini. Jika ternyata positif terdapat mutasi, salah satu cara pencegahannya adalah mastektomi atau pengangkatan payudara.
Bintang Hollywood Angelina Jolie merupakan salah satu contoh wanita yang menjalani operasi mastektomi lantaran ia membawa gen mutasi BRCA1 yang beresiko kanker payudara hingga 87 persen.
Mewarisi mutasi gen tidak berarti berakhirnya kehidupan. Kanker secara umum bisa disembuhkan selama terdeteksi dini.
Selain itu, disarankan pula untuk menjaga pola makan sehat. Memperbanyak asupan buah dan sayuran serta rutin berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. (Muthia Zulfa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.