Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Payudara Tak Perlu Ditakuti, Ketahui 5 Faktanya

Kompas.com - 05/10/2015, 17:00 WIB
KOMPAS.com - Kanker payudara adalah penyakit yang menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan, baik di negara maju atau negara berkembang. Menurut WHO, sekitar 508.000 perempuan tiap tahun meninggal akibat penyakit ini.

Meski kanker payudara belum bisa disembuhkan, tetapi kemajuan teknologi kedokteran dan pengobatan membuat banyak pasien yang bisa bertahan hidup melawan kankernya.

Bulan Oktober diperingati sebagai bulan kesadaran kanker payudara. Untuk mengingatkan kita akan bahaya kanker payudara, sekaligus meningkatkan kesadaran dan optimisme, ada 5 hal yang patut kita ketahui mengenai penyakit ini.

1. Kanker payudara sangat beragam
Penyakit ini pada faktanya adalah bukan penyakit tunggal. Ada yang jinak dan tapi ada juga yang sangat agresif. Karenanya cara pengobatannya pun berbeda-beda, walaupun ukuran tumornya mungkin sama. Ada pasien yang tidak membutuhkan radiasi, tapi ada juga yang wajib dikemoterapi. Keadaan ini harus di pahami oleh seluruh pasien agar mereka dapat memilih pengobatan apa yang cocok dengan tumor yang diderita.

2. Tak semua kanker payudara berbahaya
Bagi penderita yang baru pada tahap Ductal Carcinoma in situ (DCIS) atau bisa disebut juga stadium nol, tidak perlu khawatir, karena tumor tersebut belum menyebar ke semua jaringan payudara dan belum bisa di sebut kanker. Walau begitu tetap perlu di perhatikan. Tetapi, kanker payudara stadium nol ini baru bisa ditemukan jika kita rutin melakukan pemeriksaan.

3. Lakukan pemeriksaan yang akurat
Rekomendasi untuk melakukan mamografi didasarkan pada penelitian yang dilakukan selama lebih dari 30 tahun. Pemeriksaan memakai alat yang canggih ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sel kanker dan juga stadiumnya. Mamografi disarankan bagi wanita berusia di atas 40 tahun.

Tetapi para ahli kini terus mempelajari pemeriksaan yang paling akurat, termasuk mengetahui siapa wanita yang paling beresiko kanker dan membutuhkan intervensi berbeda.

4. Ikuti uji klinis
Penelitian di bidang kanker di Indonesia mungkin tidak semaju di negara-negara Barat. Di sana, para pasien atau orang dari populasi normal didorong untuk mengikuti uji klinis. Hasil dari penelitian ini nantinya bermanfaat untuk kemajuan terapi pengobatan.

5. Obat baru memberi harapan
Obat-obatan terbaru yang lebih presisi telah mampu dibuat secara spesifik sesuai kebutuhan pasien, dan uji klinis. Peneliti akan terus mengembangkan dan menggabungkan teknologi untuk membuat obat yang lebih baik. Untuk mendapatkan obat-obatan ini biasanya diperlukan pemeriksaan gen agar obat yang diberikan sesuai. Namun harga obatnya masih mahal. (Muthia Zulfa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau