Operasi pencangkokan dilakukan pada bulan Agustus 2015 di NYU Langone Medical Center. Pasien bernama Patrick Hardison (41) tersebut sampai saat ini masih menjalani terapi fisik di rumah sakit sebelum diperbolehkan pulang ke Senatobia, Mississippi, AS, pada perayaan Thanksgiving akhir tahun ini.
Selain merekonstruksi wajahnya, operasi tersebut juga bertujuan untuk memulihkan penglihatannya. Dalam sebuah wawancara minggu lalu, Hardison mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah bisa menyetir mobil lagi.
Lebih dari dua lusin transplantasi wajah telah dilakukan di seluruh dunia sejak pertama kali tahun 2005 di Perancis.
Dr.Eduardo Rodriguez yang memimpin operasi terhadap Hardison ini mengatakan, transplantasi yang dilakukan pada Hardison sampai saat ini tergolong yang paling banyak dan sukses, dalam hal jumlah jaringan yang dicangkokkan.
Transplantasi dilakukan mulai dari pucuk kepala, melalui tengkorak dan sampai lehernya. Transplantasi juga meliputi kedua telinga.
Pencarian donor pun tidak mudah. "Kami mencari yang ukuran kerangkanya sesuai. Kami juga mencari ukuran spesifik antara mata dan hidungnya, juga bibir, sehingga kami berusaha menemukan cangkok wajah yang spesifik," kata Rodriguez.
Donor yang dipakai adalah David Rodebaugh (26) yang meninggal pada bulan Juli setelah kecelakaan sepeda. Ketika kecelakaan ia tidak memakai helm dan kepalanya terbentur.
Ibu Rodebaugh setuju mendonasikan organ putranya setelah ia dihubungi oleh LiveOnNY, organisasi nonprofit yang mencarikan donor organ.
Seluruh operasi yang dilakukan 26 kali itu memakan biaya sampai 1 juta dollar AS dan dibayar oleh NYC Langone Medical Center.
Hardison, sejak awal diberitahu keberhasilan operasinya hanya 50 persen. Saat ini ia masih merasakan nyeri dan bisa mengalami komplikasi dari operasi tersebut. Namun, ia mengaku menikmati semua tahapan operasinya.
"Sekarang saya bisa ke toko membeli baju, tak ada lagi orang yang menatap. Saya juga tak lagi membuat anak-anak takut. Semua ini membuat saya emosional," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.