Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2016, 19:20 WIB

KOMPAS.com - Sebanyak 20 sampai 40 persen perempuan di Amerika berusia 15 sampai 44 tahun diperkirakan menggunakan sabun pembersih vagina. Rata-rata tertinggi justru ditempati oleh kelompok usia remaja, perempuan keturunan Afrika-Amerika dan perempuan berdarah latin.

Disamping memberi rasa segar pada organ kewanitaan, sabun pembersih vagina diklaim menghilangkan rasa bau tak sedap pada organ vagina Anda. Selain itu, sabun pembersih vagina kerap digunakan untui mencuci organ vagina saat menstruasi atau pasca periode menstruasi.

Tak hanya itu, manfaat sabun pembersih vagina juga dianggap membantu menghindari perempuan dari infeksi penyakit kelamin serta membantu mencegah kehamilan.

Sayangnya, penelitian dan pakar medis malah berkata sebaliknya. Ya, dampak pakai sabun pembersih vagina justru tidak efektif mencegah semua permasalahan di atas.

Bahkan, efek buruk pakai sabun pembersih vagina justru meningkatkan risiko infeksi organ kelamin, komplikasi kehamilan serta masalah kesehatan lainnya.

 

Keuntungan menggunakan sabun pembersih vagina?

Beberapa perempuan mengatakan merasa sangat bersih dan kesat ketika menggunakan sabun pembersih vagina. Begitu banyak hasil uji klinis yang berkaitan dengan manfaat pemakaian sabun pembersih vagina. Rata-rata penelitian memberikan hasil positif.

Namun, di sisi lain juga ada studi yang menemukan efek negatif pemakaian sabun pembersih vagina. Misalnya pemakaian selama enam bulan sebelum kehamilan akan memengaruhi risiko kelahiran prematur. Bahkan, sebuah studi juga menemukan efek samping pemakaian sabun pembersih vagina yang berkorelasi dengan peningkatan risiko kelahiran prematur. Berikut temuan medis seperti yang dilansir oleh WebMD:

 

Infeksi vagina karena bakteri

Ternyata, pemakaian sabun pembersih vagina mengganggu keseimbangan alami bakteri dalam organ vagina atau yang biasa disebut vaginal flora. Sabun pembersih ternyata mengubah kondisi alamiah vagina yang terkait perkembangan bakteri penyebab infeksi. Studi juga menemukan, jika perempuan yang menghentikan pemakaian sabun pembersih vagina akan lebih sedikit terkena bakteri vagina.

 

Infeksi rahim (Pelvic Inflammatory Disease)

PID merupakan infeksi rahim dan sebagainya. Penelitian menemikan bahwa perempuan yang menggunakan sabun pembersih vagina berisiko 73 persen lebih tinggi mengalami infeksi rahim.

 

Komplikasi kehamilan

Perempuan yang menggunakan sabun pembersih sebanyak satu kali dalam seminggu akan lebih rentan sulit hamil dibanding yang tidak.

Sabun pembersih vagina akan meningkatkan risiko kehamilan ectopic sebesar 76 persen. Dengan kehamilan ektopik, maka implant embrio akan berada di luar rahim. Mengerikannya, semakin sering menggunakan sabun pembersih vagina, peluang mengalami kehamilan ectopic akan semakin tinggi.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau