Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2016, 17:35 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Merasa tubuh mudah lelah dan pikiran melamban usai berlibur panjang atau akhir pekan? Banyak orang yang kini memilih untuk melakukan diet detoks untuk mengembalikan semangat dan stamina. Apalagi, bila semasa liburan Anda dimanjakan oleh segala jenis makanan dan minuman tinggi kalori.

Namun, menurut pemerhati nutrisi Lara Metz, MS, RD, CDN, pemilik lembaga diet dan nutrisi Lara Metz Nutrition di New York, orang seringkali melakukan diet detoks dengan cara yang kurang tepat, sehingga hasil yang didapati menjadi kurang maksimal. Berikut mitos tentang detoks yang kerap dilakukan para pelaku diet detoks.

 

Mitos 1: Tubuh Anda membutuhkan bantuan dari luar untuk melakukan detoksifikasi.

Racun merupakan zat yang ditemukan dalam makanan, lingkungan, udara, dan air yang berkontribusi terhadap penyakit.  Banyak orang yang menganggap bahwa racun yang masuk ke dalam tubuh hanya bisa dibuang dengan asupan makanan atau minuman tertentu.

“Padahal, kenyataannya tubuh memiliki kemampuan membuang racun sendiri. Misalnya saja, ginjal yang berukuran kecil mampu menghilangkan racun dan limbah dari dalam tubuh dalam bentuk urine. Hati Anda juga melakukan hal yang sama, menangkap racun pada aliran darah dan mengeluarkannya melalui feses,” papar Metz.

Yang Anda perlu lakukan untuk membuat organ-organ tersebut bekerja dengan baik ialah konsumsi makanan bernutrisi, aktif bergerak, dan yang terpenting ialah cukup tidur. Sebab perencanaan diet detoks terbaik pun tak memberi efek yang signifikan, bila Anda kurang tidur.

 

Mitos 2: Bila ingin berhasil, Anda hanya boleh makan sayur dan buah.

Karbohidrat, protein, dan lemak adalah tiga nutrisi sempurna untuk menjaga kesehatan tubuh Anda. "Mereka memainkan peran penting termasuk membantu penyerapan vitamin dan mineral, memberikan energi, dan membantu fungsi otak," kata Metz.

Karbohidrat menawarkan energi untuk kekuatan fisik dan mental, protein menjaga Anda merasa kenyang dan merupakan unsur penting dalam pembentukan otot, dan lemak pun memiliki antioksidan untuk kesegaran kulit.

"Ketika Anda menghilangkan salah satu nutrisi penting itu dalam program diet detoks, Anda dapat menemukan metabolisme tubuh yang melambat akibat penurunan kalori yang drastis, kulit kering, penurunan energi, dan mudah tersinggung," lanjut Metz.

Singkatnya, tiga macronutrient tersebut dapat menjadi bagian dari diet detoks yang sehat. Yang perlu Anda lakukan ialah memilih sumber karbohidrat, protein, dan lemak yang terbaik.

 

Mitos 3: Minum jus sayur dan buah menjadi kunci sukses detoks.

Mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah bisa membuat proses detoksifikasi dalam tubuh berjalan lebih sempurna.

Menurut Metz, banyak orang yang mengonsumsi jus sayuran atau buah dengan cara yang salah, yaitu menyaring jus dan menghilangkan seratnya. Dengan kata lain, tubuh Anda hanya menerima air dari sayur serta buah dan kehilangan manfaat terbaik.

Metz mengatakan, kulit sayur dan buah memiliki serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Ketimbang membuat jus, menyantap sayuran atau buah secara langsung akan memberi hasil yang lebih memuaskan untuk program detoks terutama bagi kesehatan tubuh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau