Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2016, 20:07 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit polio akibat serangan virus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Virus polio menyerang sistem saraf manusia dan menular.

Untuk mencegah infeksi polio, anak-anak harus diberi vaksin polio. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan HM Subuh mengatakan, imunisasi polio harus dilakukan karena hingga kini polio pun tidak dapat disembuhkan.

"Kenyataan di lapangan, polio menyebabkan kelumpuhan, polio tidak ada obatnya, tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dicegah dengan imunisasi," ujar Subuh dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang dari virus polio. Vaksinasi polio telah berhasil menurunkan 99 persen kasus polio di seluruh dunia. Dari 125 negara, kini tinggal dua negara yang belum bebas polio.

Indonesia telah dinyatakan bebas polio sejak 2014 lalu. Penularan virus dari luar negeri atau importasi pernah terjadi tahun 2005 di Sukabumi. Dari satu kasus, virus kemudian menyebar ke pulau Jawa dan Sumatera hingga menjadi 305 kasus, termasuk satu kasus tahun 2006.

Kementerian Kesehatan pun mengajak masyarakat Indonesia membawa anak mereka berusia 0-59 bulan, mengikuti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, 8-15 Maret 2016 yang dilakukan serentak di 32 provinsi seluruh Indonesia.

Anak-anak akan diberikan vaksin tetes yang diproduksi oleh biofarma. PIN polio ini untuk mencapai eradikasi polio secara global.

"PIN Polio ini adalah kesepakatan global. Dunia ingin yakin tidak ada lagi polio pada 2018," kata Subuh.

Sementara itu, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Cissy B Kartasasmita mengungkapkan, imunisasi polio aman diberikan dan tanpa efek samping berarti jika diberikan kepada anak-anak yang sehat.

Sebelum imunisasi, anak-anak harus diperiksa kesehatannya. "Jika sedang demam, ditunggu sampai sembuh, kan ada waktu ikut PIN selama 7 hari," kata Cissy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau