Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2016, 17:09 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alergi merupakan masalah yang kerap terjadi pada bayi atau anak. Umumnya, alergi diturunkan dari orangtua kepada anak.

Namun, menurut Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp. A (K) dari Divisi Alergi-Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, alergi sebenarnya bisa dicegah.

"Pencegahan bisa dimulai dari waktu kehamilan, hingga bayinya lahir," kata Budi dalam acara Nutritalk di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Budi mengatakan, pencegahan dari sisi lingkungan, yaitu hindari paparan asap rokok saat hamil. Tak hanya memicu alergi di kemudian hari, asap rokok juga bisa membahayakan perkembangan janin. Kemudian saat lahir, berilah bayi ASI eksklusif selama 6 bulan.

"Asi susu ibu terbaik untuk pencegahan alergi. Ibu bebas makan apa saja, walau anak risiko tinggi alergi. Kecuali memang makanan itu alergi buat ibunya," terang Budi.

Budi menjelaskan, alergen pada ASI sangat sedikit karena ASI menginduksi toleransi. Setelah enam bulan, lanjutkan dengan makanan pendamping ASI atau pengenalan makanan padat. Setelah usia 6 bulan, perkenalkan anak dengan berbagai macam makanan padat.

Akan tetapi, lain cerita jika ibu tidak bisa memberikan ASI dan terpaksa diberi susu formula dengan alasan medis. Untuk mencegah alergi protein susu sapi, susu formula yang diberikan adalah dengan protein terhidrolisis parsial.

Protein terhidrolisis parsial adalah protein yang telah dipotong-potong, sehingga lebih mudah dicerna oleh anak.

Budi mengungkapkan, alergi bisa muncul jika anak memiliki bakat alergi, karena turunan dari orangtua dan adanya faktor lingkungan.

Sebelumnya, ketahui dulu apakah ada riwayat alergi di keluarga. Jika ada salah satu orangtua yang alergi, anak berisiko alergi sebesar 40 persen. Jika kedua orangtua alergi, risiko alergi pada anak meningkat 60 persen.

Risiko meningkat 80 persen jika orangtua memiliki alergi yang sama. Sementara itu, jika saudara kandung memiliki alergi, kemungkinan anak alergi mencapai 30 persen. Begitupun jika tidak ada riwayat alergi, anak tetap berisiko sebesar 5 persen.

"Untuk tahu faktor genetik, hanya cukup menanyakan apakah ada riwayat alergi pada bapak, ibu, dan saudara. Tidak perlu sampai kakek, nenek," ujar Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau