Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2016, 11:40 WIB

KOMPAS.com — Keguguran adalah salah satu komplikasi kehamilan yang umum terjadi. Hampir separuh dari kehamilan tidak dapat dilanjutkan karena keguguran, yang bahkan terjadi sebelum seorang wanita menyadari dirinya hamil.

Keguguran berulang juga banyak ditemukan. Kondisi ini tentu berdampak, bukan hanya fisik, melainkan juga pada psikis pasangan yang mengharapkan keturunan.

Untuk mengetahui apa yang berpengaruh pada risiko keguguran pada kehamilan, tim ilmuwan berhasil menemukan faktor yang mungkin menentukan.

Penelitian itu dilakukan pada embrio yang didonasikan. Ternyata, ada protein yang disebut Syncytin-1 yang berpengaruh pada perkembangan plasenta. Protein ini juga berperan dalam membantu embrio tumbuh di rahim.

"Keguguran berulang mungkin terjadi karena embrio tidak bisa terbentuk pada tahap implantasi awal. Kadar Syncytin-1 cukup berperan," kata Harry Moore, peneliti dari University's Centre for Stem Cell Biology.

Ia menambahkan, aspek dalam perkembangan embrio ternyata bisa berpengaruh pada apa yang terjadi kemudian dalam perjalanan kehamilan.

Meski penelitian ini masih awal, para ahli yakin suatu saat bisa diciptakan tes darah untuk mengenali kehamilan yang berisiko keguguran dan tidak. Dengan demikian, dokter bisa melakukan tindakan pencegahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau