Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebanyakan Tidur Menandakan Adanya Gangguan Mental?

Kompas.com - 14/06/2016, 04:00 WIB

KOMPAS.com - Tidur, kegiatan yang kita lakukan tanpa sadar dan sangat penting untuk kesehatan ini, sekarang menjadi topik penelitian yang penting. Termasuk pengaruh kurang tidur dan kebanyakan tidur bagi tubuh.

Dampak dari kurang tidur mungkin sudah sering dibahas, tapi kebanyakan tidur merupakan tema yang relatif baru.

Sebelumnya, ketahui dulu apa yang dimaksud kebanyakan tidur oleh para ahli. Standar baku untuk tidur yang cukup adalah 8 jam, dan durasi itu sudah disepakati serta dibuktikan manfaatnya dalam berbagai penelitian.

Para ahli juga menyebutkan durasi tidur 7-9 jam untuk orang dewasa berusia 18-64 tahun direkomendasikan. Tapi, ada juga pakar tidur yang menyebutkan tidur 6-7 jam sebenarnya juga cukup dan menyehatkan.

Memang durasi tidur sebenarnya bersifat individual, karena ada orang yang merasa bugar setelah tidur 7 jam di malam hari, tapi ada juga yang butuh waktu tidur lebih sedikit dari itu.

Secara umum, para ahli menyebutkan tidur 9 jam dianggap jumlah yang cukup banyak untuk waktu tidur orang dewasa.

Jika Anda tidur sedikit lama di akhir pekan, itu adalah hal yang normal. Namun, bila Anda selalu tidur 9 jam setiap malam dan tidak merasa berenergi jika tidur kurang dari durasi itu, maka mungkin Anda termasuk kelompok tidur lama. Secara umum, dua persen dari populasi masuk dalam kelompok tersebut.

Menurut Dr.Guy Meadows, pakar insomnia dan direktur klinis The Sleep School, London, mengatakan tidur terlalu lama bisa mengindikasikan adanya masalah mental, misalnya depresi.

Meski sebagian orang yang menderita depresi mengeluhkan sulit tidur, tetapi sekitar 15 persennya cenderung kebanyakan tidur. Orang yang kebanyakan tidur juga umumnya memiliki gejala kecemasan.

Penelitian menyebutkan, orang dewasa yang tidur 10 jam setiap malam memiliki kondisi kesehatan mental yang buruk dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Dr.Robert Rosenberg, pakar tidur, selain kelompok orang yang tidur lama, kebanyakan tidur memang dipengaruhi oleh lingkungan dan perilaku.

Kebanyakan tidur juga berkaitan dengan sakit kepala. Mungkin Anda pernah mengalami sakit kepala di akhir pekan gara-gara kebanyakan tidur. Penyebabnya bukan karena tidur itu sendiri, tetapi meningkatnya stres.

Agar tak berlebihan

Rosenberg memberi saran apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari tidur kebanyakan.

"Sebaiknya jangan tidur terlalu lama di akhir pekan untuk menormalkan irama sirkadian tubuh. Selain itu, jangan tidur siang lebih dari jam 4 karena kita jadi sulit tidur di malam hari dan akhirnya esoknya akan tidur sampai siang," katanya.

Tentukan jam bangun di pagi hari agar kita tidak tidur berlebihan. Mungkin pada awalnya kita perlu memasang alarm dan disiplin untuk mulai tidur di malam hari. Bangunlah pada waktu yang sama setiap hari, termasuk saat akhir pekan. Ini akan melatih tubuh.

Ia juga menyarankan untuk mencari akar masalah dari stres atau kecemasan yang mungkin kita rasakan. Cari tahu juga mengapa kita sering bangun dengan lemas. Mungkin bukan karena kurang tidur tapi kurang olahraga atau pola makan tidak sehat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau