Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Ophthalmoscope untuk Deteksi Dini Kanker Bola Mata

Kompas.com - 05/08/2016, 09:51 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Retinoblastoma atau kanker bola mata merupakan jenis kanker anak yang paling banyak penderitanya setelah kanker darah atau leukemia. Retinoblastoma pun satu-satunya kanker anak yang dapat dideteksi dini. Sayangnya, pasien kanker retinoblastoma di Indonesia umumnya datang saat sudah stadium 4.

Dokter spesialis kanker anak Edi Setiawan Tehuteru mengaku belum pernah mendapati pasien retinoblastoma pada stadium 1.

"Pada kanker kita bukan cuma mau menyelamatkan nyawa tapi juga matanya, penglihatannya. Di Belanda, retinoblastoma ditemukan stadium 1 semua," kata Edi di Yayasan Anyo, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Edi menjelaskan, deteksi dini kanker bola mata, yaitu menggunakan alat Ophthalmoscope. Ophthalmoscope berbentuk seperti senter. Cara penggunaannya pun sangat mudah. Tenaga medis cukup mengarahkan sinar dari Ophthalmoscope ke mata anak. Jika terlihat warna merah di Ophthalmoscope, maka mata anak normal. Jika tidak berwarna merah, maka dicurigai adanya tumor ganas.

"Kalau enggak ada warna merah, ya itu karena retina tertutup tumornya," jelas Edi.

Tanda lainnya, yaitu jika mata anak berkilau atau berbinar saat disorot lampu senter di ruang gelap atau terlihat seperti mata kucing. Namun, jika ditemukan seperti itu pun sudah dalam kondisi lanjut.

Kendala deteksi dini retinoblastoma, yaitu tidak tersedianya alat Ophthalmoscope di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk menggalakkan deteksi dini kanker mata, Yayasan Anyo Indonesia kemudian membuat "Gerakan 1000 Ophthalmoscope".

Ketua Yayasan Anyo Indonesia Pinta Manullang mengatakan, alat ini sangat penting untuk skrining awal kanker bola mata.

Pinta mengatakan, jika ditemukan stadium awal, pengobatan pun akan lebih mudah dan tidak berbiaya tinggi. Misalnya, tidak diperlukan kemoterapi.

Melalui gerakan ini, Ophthalmoscope yang dibeli akan disebar ke ribuan puskesmas di seluruh Indonesia. Harga satu Ophthalmoscope sendiri berkisar Rp 2 juta.

Sejumlah cara pun dilakukan untuk mewujudkan "Gerakan 1000 Ophthalmoscope". Salah satunya, Yayasan Anyo bekerja sama dengan minimarket Indomaret untuk mengumpulkan dana pembelian Opthalmoscope. Donasi ini dikumpulkan melalui kembalian uang receh dari belanja konsumen.

Pihak kasir Indomaret akan menanyakan konsumen lebih dulu apakah uang kembalian, misalnya Rp 200 ingin disumbangkan. Dari uang receh tersebut, Indomart berhasil mengumpulkan dana Rp 934.302.172 selama 2,5 bulan.

Dana itu akan digunakan untuk pembelian 406 Ophthalmoscope dan mencetak ulang 2000 buku Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. Nantinya, buku tersebut akan disebarkan ke sekitar 400 puskesmas di Indonesia.

Pinta mengungkapkan, sejak 2015 hingga pertengahan tahun ini, sudah sekitar 700 Opthalmoscope yang dikumpulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau