Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2016, 09:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Semua fasilitas kesehatan di Indonesia diminta bersiaga menangani pasien yang diduga terserang virus zika menyusul merebaknya infeksi virus itu di Singapura. Itu karena penanganan zika tak perlu kompetensi khusus dan sama dengan penanganan demam berdarah dengue.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh, Jumat (2/9), di Jakarta, mengatakan, semua fasilitas kesehatan, khususnya rumah sakit yang bisa menangani demam berdarah, juga menangani penyakit zika. ”Tak perlu kompetensi khusus,” ujarnya.

Untuk menangkal penyebaran zika dari Singapura, Kemenkes mengandalkan pemberian kartu peringatan kesehatan yang diberikan kepada penumpang yang datang dari Singapura dan memfungsikan pemindai suhu tubuh. Selain efektif mendeteksi penyebaran zika, penggunaan pemindai tubuh dinilai praktis.

Seseorang yang tertapis di pintu masuk Indonesia lewat jalur laut dan udara dengan gejala seperti zika diobservasi. Sampel darahnya diperiksa demi memastikan orang itu terinfeksi zika atau tidak. Jika positif, orang itu dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Tidak seperti demam berdarah yang menyebabkan kegawatan serius seperti perdarahan, infeksi zika memiliki tingkat kesakitan rendah. Belum ada laporan pasien meninggal karena zika. Dampak kesehatan paling berbahaya dari zika ialah mikrosefali dan sindrom Guillian-Barre.

Virus zika akan mati jika saat ada di tubuh manusia lebih dari masa inkubasinya (7-10 hari) tidak ada vektor yang menyebarkannya ke tubuh manusia lain. ”Pemberantasan sarang nyamuk efektif mengendalikan penyakit yang ditularkan nyamuk,” ujar Subuh.

Di sejumlah daerah, pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan penyebaran zika. Dinas Kesehatan Provinsi Banten, misalnya, mengeluarkan edaran bagi pemerintah kabupaten atau kota, termasuk pengelola puskesmas, agar mewaspadai zika, termasuk menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Banten Didin Aliyudin, pihaknya meminta dinkes kabupaten atau kota di Banten berkoordinasi lintas sektor.

Selengkapnya artikel ini bisa dibaca di Kompas epaper "Semua Rumah Sakit Bisa Menangani".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau